Jakarta, PONTAS.ID – Banyaknya kasus COVID-19 di DKI Jakarta membuat RS Darurat Wisma Atlet membutuhkan banyak tenaga kesehatan (nakes). Sebab, saat ini jumlah tenaga kesehatan tidak sesuai dengan jumlah pasien yang dirawat di RSD Wisma Atlet.
Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati menyebut kurangnya tenaga kesehatan disebabkan karena pemerintah kurang mendapatkan perhatian lebih kepada mereka (nakes red) sehingga keberadaan mereka kurang mendapat perlindungan, sehingga hal ini menyebabkan minimnya nakes untuk mau bekerja dalam mengurusi pasien covid-19.
“Adanya kekurangan nakes karena, pemerintah kurang antisipasi situasi yang terjadi saat ini karena nakes juga perlu perlindungan apalagi sudah banyak yang gugur di masa pandemi ini. Dan ini harus dicarikan solusinya dari Kemenkes,” katanya kepada wartawan, Sabtu (19/6/2021).
Untuk itu, politikus PKS ini menilai demi meminalisir tingginya angka Covid-19 di masyarakat dan mengurangi beban kerja nakes, maka Pemerintah wajib menjalankan UU no 6 Tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan semua sudah diatur secara detil kewajiban pemerintah.
Pasal 4 UU tersebut menyatakan: Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat melalui penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.
“Ketika dalam situasi darurat pemerintah harus melakukan karantina sebagaiman dalam UU tersebut,” tegasnya.
Sebelumnya, Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Letkol TNI Laut M Arifin mengungkapkan kurangnya tenaga kesehatan di RSD Wisma Atlet.
Dia mengatakan satu dokter harus menangani pasien di empat lantai sekaligus. Oleh karena itu, RSD Wisma Atlet meminta tambahan tenaga kesehatan ke Kemenkes.
“Yang jelas sampai saat ini kan empat lantai itu satu dokter. Jadi hari ini sudah minta ke Kementerian Kesehatan rekrutmen lagi ada 150 dokter, dan 400 perawat, ya itu nanti mudah-mudahan bisa membantu juga di tower Pademangan,” ujarnya.
Menurut Arifin, pihaknya membutuhkan tambahan nakes karena tingginya kasus COVID di DKI. Meski begitu, situasi Wisma Atlet masih terkendali saat ini.
“Ya tenaga kesehatannya sampai saat ini masih bisa meng-cover-lah, kan biasanya cuma dua bed, sekarang kan tiga bed diaktifkan otomatis nakesnya kan tambah, sementara bisa kita atasi, ya terkendali walaupun kerjanya lebih extraordinary, kerja lebih keras lagi,” tuturnya.
Selain itu, dia mengungkapkan Wisma Atlet pada Kamis (17/6) baru membuka Tower 8 karena banyaknya pasien COVID yang datang. Update jumlah pasien dari data pasien masuk semalam dan pagi tadi total ada 1.099 pasien, terdiri dari 662 pasien diterima kemarin sore dan 641 pasien masuk pagi hari tadi
Penulis: Luki Herdian
Editor: Riana