Jakarta, PONTAS.ID – 11 tersangka dugaan kasus terorisme di Merauke, Papua yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri akhir Mei 2021, terkait dengan kelompok kajian Villa Mutiara di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Ya sekali lagi ada kontak di antara mereka itu. Karena memang kasus di Merauke itu hasil pengembangan dari Makassar. Jadi Makassar, Balikpapan, dan Merauke itu ada saling keterkaitan kelompoknya (Villa Mutiara),” ujar Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono, di Mabes Polri Selasa (8/6/2021).
Rusdi menjelaskan seluruh terduga teroris yang ditangkap di Merauke itu sudah saling mengenal. Bahkan, kata Brigjen Rusdi, mereka juga pernah mengaji bersama.
“Ya tidak hanya itu saja (bergabung dalam 1 WhatsApp group). Di antara mereka sudah saling bisa kenal orang-orang di Merauke. Iya pernah, mereka pernah ketemu,” ucapnya.
11 terduga teroris tersebut berasal dari Makassar yang terpaksa menyingkir karena Densus 88 sedang gencar-gencarnya melakukan penegakan hukum pasca bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
“Di antara mereka ada yang keluar dari Makassar menuju ke Merauke. Karena apa? Karena aktivitas penegakan hukum yang tinggi, yang dilakukan oleh Densus terhadap kelompok-kelompok teroris di tanah air, seperti itu,” kata Rusdi.
Rusdi menjelaskan, ke-11 terduga teroris tersebut mendapat paham radikal saat berada di Merauke. Mereka kemudian membangun jaringan.
Warga Pendatang
Sebelumnya, Rusdi juga memastikan 11 terduga teroris itu, meski sudah lama menetap namun bukan orang asli Papua.
“Jadi terduga teroris tersebut bukan orang asli Papua, tetapi mereka sudah cukup lama tinggal di Papua, khususnya di Merauke,”nya.
Ia mengatakan, belasan teroris itu mendapatkan paham radikalisme saat tinggal di Merauke. Mereka kemudian membangun jaringan.
“Mendapat pemahaman radikal seperti ini ketika mereka di Merauke, dan mereka membangun kelompok-kelompok ini ketika mereka berada di Merauke. Prosesnya seperti itu,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, terduga teroris di Merauke tersebut merupakan pengembangan jaringan JAD dari Makassar dan Kalimantan Timur.
“Kita ketahui bersama, ini merupakan satu jaringan JAD terus dikembangkan dari Makassar ternyata jaringannya melebar ke Kalimantan Timur. Di sana ditangkap salah satu keluarga dari JAD, kemudian dari kaltim bergerak ke Papua, Merauke,” bebernya.
Penangkapan terdugas teroris, di antaranya (AK), (SB), (ZR), (UAT), (DS), (SD), (SR), (YK), (SW), (AP) dan (IK), diawali dengan ditangkapnya 10 orang yang terindikasi melakukan pengeboman di Merauke
Polisi meyakini, kesebelas terduga teroris itu berkaitan dengan aksi pengeboman Gereja Katedral, Makassar, pada 28 Maret 2021.
Penulis: Pahala Simanjuntak
Editor: Ahmad Rahmansyah