Perlunya Teknologi ‘Smart Grid’ dalam Pengembangan Kendaraan Listrik

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif

Jakarta, PONTAS.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyampaikan, perlunya digitalisasi melalui teknologi Smart Grid untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik.

Arifin menyebut, Kementerian ESDM telah membuat peta jalan untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

“Diharapkan, sampai dengan 2030 telah tersedia 31.859 SPKLU di lokasi yang tersebar Jakarta, Bandung, Tangerang, Surabaya, dan Bali. Sedangkan, SPBKLU untuk kendaraan listrik roda dua ditargetkan mencapai  67.000 pada 2030,” ujar Arifin, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (27/2/2021).

Sebagaimana diketahui, Pemerintah telah mengeluarkan regulasi untuk mendukung kendaran listrik dengan mengeluarkan Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2020 yang merupakan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

“Untuk mewujudkan program ini, diperlukan digitalisasi yang dapat memudahkan konsumen dalam melakukan pengisian listrik pada SPKLU dan penggantian baterai pada SPBKLU,” tutur Arifin.

Sementara, Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero), Ikbal Nur, mengatakan Smart Grid merupakan bagian dari transformasi di PLN. Tranformasi ini terdiri dari empat pilar, yakni greenlean, inovatif, dan customer-focused.

“Di (pilar) inovatif, kami juga mendukung program kendaraan listrik melalui charging stations kendaraan listrik,” kata Ikbal.

Sementara, untuk keterlibatan konsumen, PLN telah mengeluarkan aplikasi Charge.IN bagi pengguna kendaraan listrik. Ikbal menyatakan, PLN siap menyongsong era kendaraan listrik dengan melakukan persiapan-persiapan yang tertuang dalam rencana jangka menengah dan rencana jangka panjang PLN.

Lebih lanjut, Ikbal mengatakan, secara umum implementasi Smart Grid PLN saat ini berfokus pada keandalan, efisiensi, customer experience, dan produktivitas grid dengan estimasi CAPEX/belanja modal Rp10-25 triliun.

“Sedangkan tahap berikutnya, PLN fokus pada ketahanan (resiliency), customer engagement, sustainability, dan self healing dengan estimasi CAPEX Rp30-50 triliun,” Ikbal menyampaikan.

Penulis: Stevanny

Editor: Riana

Previous articleBersepeda Terobos Palang Pintu KA, Anggota DPRD Kendal Tewas
Next articleSatpol PP DKI Segel Tempat Hiburan Malam di Jakarta Barat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here