Jakarta, PONTAS.ID – Manajemen PT Bio Farma (Persero) mengaku optimis vaksin corona (covid-19) siap diedarkan pada Maret 2021 nanti. Saat ini, vaksin temuan Sinovac yang diimpor dari China itu sedang melalui uji klinis tahap ketiga.
Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto mengatakan vaksin corona diuji klinis kepada 1.620 relawan di Bandung, Jawa Barat.
“Secara kapasitas, per hari ini sudah bisa produksi 100 juta dosis per tahun. Lalu, Desember menjadi 250 juta dosis,” katanya, Kamis (13/8/2020).
Kendati demikian, ia menegaskan vaksin corona harus dinyatakan lolos uji klinis tahap ketiga sebelum diedarkan. Lalu, vaksin tersebut juga harus didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Penggunaannya harus tetap menunggu BPOM. Setelah fase tiga selesai, izin edar diurus, baru bisa digunakan. Kalau Januari selesai tahap ketiga, kurang lebih satu bulan urus izin, maka Maret sudah bisa edar,” terang Bambang.
Kepala Divisi Surveillance dan Uji Klinis Novilia S Bachtiar menuturkan rentang waktu penelitian vaksin temuan Sinovac tersebut dilakukan selama enam bulan. Dari sisi produksi, masih bergantung dari perkembangan fasilitas dan transfer teknologi Sinovac.
“Tentu, kita jadi prioritas Sinovac. Itu sudah jadi komitmen mereka. Kemudian, ada transfer teknologi, sehingga yang dipasarkan nanti yang difinalisasi di Bio Farma, berarti menggunakan merek Bio Farma,” jelasnya.
Novilia menambahkan uji klinis tahap tiga vaksin covid-19 juga akan paralel dengan pengawasan dari BPOM, termasuk ketika lembaga tersebut mengeluarkan izin edar.
“Kalau dari fasilitas, dalam pelaksanaan uji klinis ini kita akan paralel, maka akan dilakukan inspeksi oleh Badan POM baik fasilitas di Sinovac maupun Bio Farma,” tandasnya.
Penulis: Luki Herdian
Editor: Pahala Simanjuntak