DPR: New Normal Tak Signifikan Menolong Ekonomi Sedang Menurun

Anis Byarwati
Anis Byarwati

Jakarta, PONTAS.ID – Rencana pemberlakuan New Normal tengah disosialisasikan oleh pemerintah, mengundang komentar dari berbagai kalangan.

Anggota Komisi XI DPR, Anis Byarwati mengatakan terkait pemberlakukan new normal dari sisi ekonomi saat ini sedang menurunbelum semestinya diberlakukan pemerintah saat ini, karena jumlah pertambahan kasus yang masih cukup tinggi.

Rata-rata 400 kasus positif virus corona bertambah setiap hari. Bahkan pada tanggal 21 Mei lalu, terjadi peningkatan kasus positif corona sebanyak 973 orang.

“Saat ini saja, PSBB belum bisa dikatakan efektif, masih banyak masyarakat beraktifitas keluar rumah tanpa masker atau tanpa jaga jarak,” kata Anis dalam keterangan pers, Kamis (28/5/2020).

Anis juga menyoroti kesiapan pemerintah dalam menyediakan fasilitas Kesehata memadai. Dengan kurva masih naik dan aktivitas masyarakat akan kembali dibuka, kemungkinan penambahan pasien positif dalam jumlah besar akan sangat nyata.

“Jika pemerintah memaksakan diri menerapkan new normal, menurut saya justru akan mengkhawatirkan. Sebab, peningkatan aktivitas masyarakat akibat kebijakan itu bisa berpotensi menambah jumlah kasus virus corona di dalam negeri,”imbuhnya.

Selain itu menurut politikus PKS ini, ketika new normal diberlakukan secara efektif pun, daya angkat industri terhadap perekonomian tidak akan sama dan tidak akan sekuat ketika sebelum pandemi corona terjadi.

Hal ini karena new normal diberlakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, di mana physical distancing tetap dilakukan. Dan para pekerja yang berusia di atas 45 tahun tidak bisa masuk kerja.

“Faktor ini akan mempengaruhi struktur pekerja di perusahaan-perusahaan,” tegas Anis.

Anis menegaskan pemerintah harus benar-benar melakukan kajian yang matang soal skenario dan dampak new normal kepada kesehatan masyarakat dan perekonomian.

Ia mengingatkan, jangan sampai tujuan new normal malah seperti jauh panggang dari api.

“Jangan sampai pemberlakuan kebijakan new normal membuat jumlah kasus justru makin bertambah dan membuat pemulihan ekonomi menjadi makin lama untuk Indonesia,” tandasnya.

Penulis: Luki Herdian

Editor: Riana

Previous articleCek Pelayanan Pasca Idul Fitri, Bupati Asahan Sidak Disdukcapil
Next articleDitengah Pandemi, Demokrat Ingatkan Bahaya Laten PKI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here