MPR Minta Pemerintah Kerja Sama dengan Ormas Tangani Terorisme

Gus Nabil bersama Dede Yusuf dan Praktisi Prodi Kajian Terorisme Sekolah kajian Stratejik & Global UI, Can. Sapto Priyanto dalam diskusi Empat Pilar
Gus Nabil bersama Dede Yusuf dan Praktisi Prodi Kajian Terorisme Sekolah kajian Stratejik & Global UI, Can. Sapto Priyanto dalam diskusi Empat Pilar

Jakarta, PONTAS.ID – Anggota MPR Fraksi PDIP Muchamad Nabil Haroen berharap pemerintah tidak boleh salah langkah dalam mengatasi tindakan terorisme.

Hal ini dikatakan pria akrab disapa Gus Nabil menyikapi ancaman terorisme ada di Indonesia.

“Terorisme itu selalu dikuasai oleh radikalisme, jadi pemerintah jangan mengambil langkah yang salah dalam mengatasi hal tersebut,” tegas Gus Nabil dalam diskusi Empat Pilar MPR di Media Center, Kompleks Parlemen, Senin (25/11/2019).

Gus Nabil menyarankan agar pemerintah harus serius dalam menangani masalah terorisme ini, sehingga tindakan tersebut tidak berkembang dan menjamur di masyarakat.

“Untuk meminimalisir ancaman ini, pemerintah harus serius dalan menangani terorisme lewat badan-badan seperti BNPT dan bisa juga bekerja sama dengan ormas-ormas untuk membantu dalam mengatasi ancaman terorisme,” tutur Gus Nabil.

Gus Nabil juga menyampaikan bahwa Indonesia ini berada di 3 (tiga) persimpangan pada terorisme, yaitu domestik, regional, dan juga global.

“Di domestik, terorisme mengancam simbol-simbol negara seperti polisi bahkan sampai menteri-menteri, untuk level regional kita diancam oleh tindakan terorisme yang terjadi di Filipina, sedangkan untuk ancaman global, ISIS tetap menjadi ancaman yang serius bagi negara Indonesia,” tutur Gus Nabil.

Sementara itu, Praktisi Prodi Kajian Terorisme Sekolah kajian Stratejik & Global UI, Can. Sapto Priyanto mengatakan bahwa terorisme itu ada karena paham kebangsaan yang tidak ditanamkan sedari dulu.

“Mereka yang melakukan tindakan terorisme ini bertindak karena kurangnya paham kebangsaan sehingga para pelaku melakukan tindakan tersebut,” ujar Sapto.

Dirinya juga berkata bahwa pelaku terorisme melewati berbagai proses sosialisasi yang salah sehingga dirinya dapat terkontaminasi dengan paham terorisme

“Orang yang terdoktrin perilaku terorisme itu melewati tiga tahap, yang pertama dirinya akan bergabung dengan suatu kelompok radikalisme, setelah itu dirinya akan berinteraksi dengan kelompok itu hingga akhirnya dirinya setuju untuk melakukan aksi teror,” tandas Sapto.

Penulis: Luki Herdian

Editor: Riana

Previous articleMenteri ESDM Minta Direktur Baru Awasi DMO dan Tingkatkan Inovasi Batubara
Next article4.743 Rumah Tersambung Jargas, Perekonomian Masyarakat Dumai Terdongkrak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here