Kasus Blackout, DPR Sebut Argumen PLN Tak Logis

Kurtubi dan Dito Ganinduto

Jakarta, PONTAS.ID – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto menilai tidak logis argumen PT. PLN mengenai penyebab padamnya listrik (Blackout) secara massal di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat Minggu lalu akibat kerusakan saluran udara tegangan ekstra tinggi (Sutet) 500 kV di Ungaran-Pemalang, Jawa Tengah kerena pohon.

“Masa di jalur sutet ada pohon. Hingga kini, belum jelas betul penyebab sesungguhnya yang melatari pemadaman tersebut. PLN harusnya selalu punya back up berlapis, ketika sistem satu transmisi rusak,” kata Dito di Jakarta, Rabu (7/8/2019).

Dito mengaku prihatin dan kaget atas musibah pemadaman listrik ini. Baginya, pemadaman hingga delapan jam tidak logis.

“Kita sangat kaget, prihatin, dan kecewa terjadinya blackout di Ibu Kota, Bekasi, dan Banten sampai 8 jam. Sebagian malah ada yang 10 jam dan 12 jam. Ini pasti masalah teknis. Tetapi sampai saat ini kita belum dapat informasi yang pasti dari PLN, apa sih penyebab utamanya,” ucap politisi Partai Golkar ini.

Menurut Dito, pemadaman selama delapan jam di Ibu Kota sangat memalukan. Plt. Dirut PLN juga dinilai tidak mampu menjelaskan dengan baik soal teknis pemadaman ini. Selama PLN masih dipimpin seorang Plt. keputusan yang diambil pun sangat terbatas.

Sistem transmisi berupa Sutet itu mestinya di-back up oleh beberapa sistem lagi. Ketika misalnya, Sutet Ungaran-Pemalang rusak ada transmisi lain yang tetap bisa membantu mendistribusikan energi listrik.

“Di Jakarta ini back up-nya harus lebih dari satu, mestinya 2 sampai 4. Jangan sampai mati sampai 8 jam. Menurut saya yang bisa ditoleransi maksimal 1 jam. Tidak boleh lebih dari 1 jam untuk Ibu Kota. Ibu Kota, kan, lambang negara kita. Industri di sini juga banyak sekali. Di Banten dan Bekasi adalah daerah industri. Berapa kerugian dunia industri saat ini,” ujar politikus Golkar itu.

Dito juga menyayangkan, pihaknya belum mengkonfirmasi kasus blackout tersebut kepada menteri dan pejabat terkait di Kementerian BUMN. Karena Menteri BUMN dan pejabat terkait lagi menunaikan ibadah haji.

“Saat ini Menteri BUMN sedang menjalani ibadah haji. Sesmen BUMN sedang berada di luar negeri pula. Pejabat yang terkaitpun ikut naik. Herannya, menterinya pergi ibadah haji kok pejabatnya ikut juga ibadah haji. Apa tidak bisa di waktu berbeda,” kata Dito heran.

Sedangkan anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi mengatakan bahwa akibat terjadinya pemadaman listrik secara massal kemarin itu telah menimbulkan kerugian dan penderitaan bagi rakyat yang terdampak.

Dilihat dari sisi lamanya pemadaman listrik dan dari sisi daerah yang terdampak, dinilainya sangat luar biasa. Sehingga rakyat merasa begitu menderita karena kehidupannya terganggu.

“Yang kita dengar di ruang publik, penyebab utamanya adalah tidak berfungsinya sistem transmisi sutet (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) di Ungaran. Kami akan mendorong untuk dilakukan investigasi se-independen mungkin. Kita mengharapkan menguak secara jujur dan fair apa penyebab sebenarnya, sehingga kita bisa mengambil kesimpulan dan pelajaran dari kejadian ini,” kata Kurtubi.

Menurut politikus NasDem itu berpendapat, listrik di negara ini sangat penting keberadaannya. Apalagi akibat dari padamnya listrik kemarin sudah banyak menyebabkan penderitaan. Contohnya pada operasional MRT.

“Bagaimana kalau kita sudah punya MRT dan LRT yang beroperasi ke segala arah, ataupun bagaimana kalau semua kendaraan listrik sudah beroperasi di Indonesia,” ujarnya.

Ia berharap, ke depan pemerintah di dalam merencanakan pembangunan pembangkit listrik, baik lokasi maupun jenis pembangkitnya, harus yang bersih dan tidak menimbulkan polusi.

“Kita mendorong pembangunan pembangkit listrik yang bersih, yakni yang menggunakan energi baru terbarukan seperti energi matahari, angin, dan air,” tutupnya.

Minta Investigasi

Pada kesempatan yang berbeda, Plt Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani meminta kesempatan untuk melakukan investigasi menyeluruh.

“Kami mohon waktu untuk dilakukan langkah asesmen atau investigasi. Dan kami sepakat untuk melaporkan hasil investigasi secara berkala,” ungkapnya.

Nantinya hasil investigasi tersebut, kata Sripeni akan dijadikan landasan guna menghalau blackout berulang kembali. Tim investigasi terdiri dari internal PLN dan tim ahli dari luar PLN. “Tentu narasumber yang mengetahui soal kelistrikan,” ungkap Sripeni.

Tetapi, mantan Direkur Utama Indonesia Power itu tidak bisa memastikan hingga kapan proses investigasi bisa berakhir. Sebab sistem kelistrikan di kawasan Jawa dan Bali sangat kompleks. “Karena meliputi 250 pembangkit, 500 gardu listrik, 5.000 km sirkuit transmisi 500 kilo volt, dan 1000 km transmisi 150 kv,” jelasnya.

Kemudian soal pemadaman sendiri, kata Sripeni, tidak disebabkan peristiwa tunggal karena meliputi tiga wilayah. “Jadi mohon izin, berikan waktu kepada kami untuk melakukan investigasi secara menyeluruh,” ujar dia.

Sebelumnya, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka menyebutkan, pemadaman diakibatkan gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami  trip, sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati (Off). Selain itu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip.

“Gangguan ini mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek mengalami pemadaman,” ungkapnya seperti dikutip pers rilisnya, Minggu (4/8/2019).

Sedangkan di Jawa Barat, terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 kV mengakibatkan padamnya sejumlah  Area. Seperti Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi dan Bogor.

Kemudian terdapat pernyataan, penyebab listrik padam adalah karena gangguan pada gas turbin 1 sampai 6 di Pembangkit Listrik Tenaga Uap Cilegon, Banten dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin di Cilegon.

Penulis: Luki Herdian

Editor: Hendrik JS

Previous articleParpol Koalisi Incar Posisi Kabinet, Firman: Selesaikan Masa Bhakti
Next articleDiskon Tiket Pesawat LCC akan Dihapus, Menhub Membantah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here