Jakarta, PONTAS.ID – Ketua DPR Bambang Soesatyo mengapresiasi atas ditetapkannya Tambang Batubara Ombilin, Sawahlunto sebagai warisan budaya dunia oleh United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
“Menyambut baik penetapan UNESCO tersebut serta meminta kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk melakukan pembenahan infrastruktur agar dapat menarik wisatawan berkunjung ke Sumatera Barat khususnya ke Sawahlunto,” kata pria akrab disapa Bamsoet dalam keterangan pers, Sabtu (27/7/2019).
Bamsoet pun mendorong Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama pengusaha perhotelan agar dapat membangun hotel-hotel yang bertaraf internasional guna menampung wisatawan mancanegara (Wisman), mengingat di Sawahlunto baru ada homestay sebagai penunjang sektor wisata di Sawahlunto.
Selain itu, ia pun juga meminta Kemenpar untuk melakukan promosi wisata baik melalui agen-agen perjalanan maupun melaksanakan pameran wisata baik didalam maupun di luar negeri
“Mendorong pengusaha lokal untuk meningkatkan produk-produk baik cinderamata ataupun makanan yang khas dari Sawahlunto, sebagai daya tarik wisata,” ujar politikus Golkar ini.
Dengan ditetapkannya Tambang Batubara Ombilin, Sawahlunto sebagai warisan budaya dunia Bamsoet pun berharap masyarakat agar menjaga keletarian warisan budaya tersebut, agar tetap dapat menjadi salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga dapat menjadi ikon daerah Sawahlunto.
Kebanggaan Indonesia
Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menganggap penetapan itu bukti wujud RI dalam mengelola aset cagar budaya.
“Sekarang situs warisan budaya kita yang diakui masuk UNESCO ada 5, sementara warisan alam ada 4. Saya kira ini adalah kebanggaan Indonesia dan khususnya untuk Sumatera Barat dan Sawahlunto karena bukan sekadar melihat ini ada bagus ditetapkan. Tapi ini juga menunjukkan kemampuan kita untuk mengelola situs cagar budaya dan warisan kita. Ini merupakan sebuah pengakuan,”ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid saat jumpa pers.
Ditetapkan warisan dunia terbaru itu dirasa Hilmar sebagai buah kerja keras seluruh pihak. Utamanya pemerintah daerah di Sumatera Barat yang dinilai punya peran besar.
“Jadi hasil kerja keras banyak pihak tentunya Ditjen Kebudayaan menjadi ujung tombaknya. Tapi tentu pemerintah provinsi Sumbar, dan pemkot Sawahlunto sendiri perannya sangat besar,” kata Hilmar.
“Kita berterima kasih semua pihak terlibat, juga para ahli, perguruan tinggi, akademisi, yang mengawal terus proses ini,” tambahnya.
Situs tambang Ombilin yang berada di Sawahlunto, dikatakan Hilmar memang pantas masuk ke dalam warisan dunia. Tambang batu bara Ombilin memiliki nilai universal untuk dunia.
“Kemarin proses penetapan kita mendengar evaluasi dari lembaga namanya Icomos, yang secara tegas mengatakan bahwa memang situs tambang batu bara Ombilin ini pantas dimasukan ke dalam daftar warisan dunia. Karena nilai universalnya. Setiap warisan dunia ini harus memiliki nilai universal yang menonjol. Berarti ini penting memiliki nilai signifikansi manusia, tidak hanya kita di Indonesia,” jelasnya.
Sesuatu yang Bersejarah
Terpisah, Wali Kota Sawahlunto, Deri Asta menyatakan dengan UNESCO menetapkan Tambang Batubara Ombilin, Sawahlunto sebagai warisan budaya dunia sebagai sesuatu yang bersejarah bagi warga Kota Sawahlunto.
“Sangat luar biasa dan akan selalu kita kenang,” kata Deri Asta.
Menurut Deri, penetapan tersebut tidak hanya membuat bangga masyarakat Sawahlunto, tapi juga masyarakat Sumatera Barat dan Indonesia.
“Ini penghargaan yang luar biasa. Usaha kita akhirnya membuahkan hasil. Tambang batu bara ini merupakan tambang yang secara masif dan besar-besaran pertama di Asia Tenggara,” katanya.
“Wajib dilestarikan dengan infrastruktur yang bagus. Ayo datang ke Sawahlunto untuk menikmati kota sejarah world heritage,” ajak Deri.
Sebelumnya, diberitakan pertambangan batu bara era kolonial Belanda, Ombilin, di Sawahlunto, Sumatera Barat, ditetapkan sebagai warisan dunia kategori budaya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memperjuangkan pengakuan ini sejak 2016.
Hingga akhirnya, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) menetapkan pertambangan Ombilin setelah dilakukan sidang ke-43 Komite Warisan Dunia UNESCO PBB di Pusat Kongres Baku, Azerbaijan, pada Sabtu (6/7/2019).
Penulis: Luki Herdian
Editor: Hendrik JS