Jakarta, PONTAS.ID – Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya dianugerahi Digital Award dalam acara Hari Pers Nasional (HPN) 2019 karena dianggap sukses menerapkan digitalisasi dalam distribusi informasi dan pelayanan publik.
Dia menerima penghargaan untuk kategori Digital Award di Grand City Convex, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), yang diserahkan oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Atal S. Depari atas upayanya menerapkan digitalisasi dalam memberikan informasi dan pelayanan publik pembangunan bidang kepariwisataan.
Pengembangan pariwisata Indonesia menurut Arief memang sangat mengandalkan teknologi digital dalam upaya mengakselerasi pertumbuhannya. Dia meyakini bila sesuatu tumbuh pesat pasti selalu ada dua hal yang dilakukan.
“Dua hal itu adalah deregulasi dan penggunaan teknologi. Kita memilih teknologi digital untuk pariwisata agar Indonesia mampu menguncang dunia,” kata Arief dalam siaran pers Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Minggu (10/2/2019).
Dalam berbagai forum, Arief juga menyampaikan digital sebagai ciri utama promosi pariwisata Indonesia.
“Go digital ini yang menyebabkan pariwisata Indonesia terus bertumbuh. Gaya hidup yang berubah menjadi alasan saat ini pariwisata Indonesia harus go digital. Sekarang, mayoritas wisatawan melakukan like, share, dan survey melalui media sosial,” ujarnya.
Selain itu, Arief juga mendapat penghargaan dari PWI Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) Pusat. Dia dianggap menjadi salah satu tokoh yang mendukung suksesnya ajang Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018.
Penghargaan tersebut diserahkan pada acara Ramah Tamah dan Jamuan Makan Malam dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Golden Award SIWO PWI 2019 di halaman Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jatim.
Menurut Arief, kemajuan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini mencapai 23 persen (di atas pertumbuhan pariwisata dunia 6 persen dan regional ASEAN 7 persen). Fakta itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 dunia, nomor 3 di Asia, dan nomor 1 di ASEAN.
“Pejabat UNWTO (Organisasi Pariwisata Dunia di bawah PBB) menanyakan kepada saya, mengapa pertumbuhan pariwisata Indonesia sangat cepat? Saya jawab, karena pariwisata Indonesia sudah go digital,” tutur dia.
Arief punmenjelaskan, go digital menjadi sebuah keniscayaan karena 70 persen wisatawan mancanegara (wisman) sebelum berkunjung ke Indonesia melakukan ‘search and share’ melalui internet atau berbasis digital.
Begitu pula wisman yang datang ke Indonesia atau inbound yang mencapai 50 persen adalah wisman milenial yang sangat akrab dengan dunia digital.
“Pada 2030, wisatawan milenial di Asia dengan kelompok umur 15-35 tahun mencapai 57 persen. Ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pariwisata kita,” imbuhnya.
Data UNDESA (2014) memproyeksikan pada 2030 wisatawan milenial dengan usia 15-35 di Asia mencapai 57 persen. Wisatawan milenial di Tiongkok sebanyak 333 juta, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta dan di Indonesia sebanyak Indonesia 82 juta.
Editor: Risman Septian




























