Jakarta, PONTAS.ID – Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya mengatakan, tiga strategi telah dilakukan pemerintah bersama stakeholder pariwisata untuk mempercepat destinasi Banyuwangi ‘go international’.
Hal tersebut disampaikan Arief ketika melakukan launching Calender of Event Banyuwangi ‘Majestic Banyuwangi Festival 2019’ di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jakarta.
Pertama, memperkuat atraksi budaya, Banyuwangi memiliki atraksi budaya berkelas dunia antara lain Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival, International Tour de Banyuwangi Ijen yang masuk dalam 100 Events Wonderful Indonesia.
Kedua, lanjut Arief, yakni menjadikan Bandara Banyuwangi sebagai bandara internasional sejak 19 Desember 2018, dan akan terus dievaluasi hingga Maret 2019. Untuk itu, seat capacity penerbangan kesana pun harus kembali ditingkatkan agar di atas 60 persen.
“Ketiga, Banyuwangi harus menjadi UNESCO Global Geopark (UGG). Dengan menjadi UGG promosi Banyuwangi akan mendunia,” kata Arief dalam siaran pers Kemenpar, Rabu (30/1/2019).
Arief yang dalam acara tersebut didampingi Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan bahwa penetapan Banyuwangi menjadi UGG diperkirakan sekitar tahun 2021, karena tahun lalu Banyuwangi baru saja dikunjungi Sekjen UNESCO Global Geopark, Guy Martini untuk penilaian geopark di sana.
“Kita bisa belajar dari China yang mampu memanfaatkan geopark miliknya untuk menggaet sebanyak 21 juta pengunjung,” ujarnya.
Tiga destinasi di Banyuwangi, yakni Taman Nasional Alas Purwo, Gunung Ijen, dan Pantai Pulau Merah telah ditetapkan sebagai kawasan Geopark Nasional dan telah diusulkan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG).
Siapkan 99 Event Unggulan
Sementara itu Bupati Anas mengatakan, bahwa pada tahun 2019 ini Banyuwangi telah menyiapkan 99 event unggulan yang dikemas sebagai ‘Majestic Banyuwangi Festival 2019’, yang diibaratkannya sebagai rangkuman bagi segenap potensi yang ada di Kabupaten Banyuwangi
“Mulai dari seni budaya, kekayaan alam, dan kreativitas masyarakat sekaligus mengukuhkan Banyuwangi sebagai kota festival yang terkenal di Indonesia karena keberhasilannya dalam menyelenggarakan Banyuwangi Ethno Carnival,” kata Anas.
Dia menambahkan, peluncuran Majestic Banyuwangi Festival 2019 memberi semangat pada masyarakat Banyuwangi untuk melakukan perubahan, antara lain lebih ramah, bersih, dan sejahtera.
“Bila semula PAD (pendapatan asli daerah) pariwisata Banyuwangi sebesar 90 miliar rupiah, kini mencapai 460 miliar rupiah, dan ini dinikmati langsung oleh masyarakat,” ujar dia.
Menpar Arief pun mengapresiasi ‘Majestic Banyuwangi Festival 2019’ yang menampilkan 99 event di antaranya event digital dan milenial. “Ada 30 persen sebagai event digital dan milenial di antaranya Festival Juragan Pintar,” tuturnya.
Festival Juragan Pintar menghadirkan start up Warung Pintar, yang merupakan konsep warung yang dikawinkan dengan teknologi dalam pengelolaannya, sehingga memberikan kemudahan bagi pemilik warung serta kenyamanan bagi para pelanggannya. Teknologi ini bisa digunakan sebagai alat promosi pariwisata di Indonesia berbasis digital.
Tahun 2012, Banyuwangi baru memiliki 12 event, tahun 2018 lalu melonjak 75 event, dan tahun ini menjadi 99 event. Semua event ini melibatkan seluruh potensi masyarakat Banyuwangi.
Banyuwangi memiliki daya tarik wisata alam kelas dunia antara lain Kawah Ijen yang populer dengan blue fire, Taman Nasional Baluran, dan Pantai G-Land yang banyak diminati wisman. Posisi geografis Banyuwangi yang dekat dengan Bali, menjadikan pariwisata Banyuwangi cepat menuju go international.
Jumlah kunjungan wisman ke Banyuwangi tahun 2017 sebanyak 98.970 orang, sedangkan wisnus sebanyak 4,83 juta. Tahun 2018 kunjungan wisman diproyeksikan sebanyak 100 ribu wisman, dan wisnus sekitar 5 juta.
Editor: Risman Septian