Jakarta, PONTAS.ID – Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya menghadiri Opening Ceremony ASEAN Tourism Forum (ATF) 2019 yang diselenggarakan di Ha Long City, Quang Ninh Province, Vietnam. Target 20 juta wisatawan mancanegara jadi misi besar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di tahun 2019.
Untuk mencapai itu, program promosi BAS (Branding, Advertising, Selling) juga sudah dijalankan. Salah satunya dengan kembali mengikuti ajang tahunan yang sudah 38 kali di selenggarakan di Quang Ninh Exhibition of Planning and Expo Center (QNEPC), Ha Long Bay, Vietnam pada 14 hingga 18 Januari 2019.
Tema besar ATF 2019 ini adalah ‘The Power of One’, memperkuat regional ASEAN sebagai tourism destination yang bisa bersaing dengan kawasan lain di dunia, seperti Uni Eropa. ATF 2019 kali ini dilangsungkan di Vietnam, Negara dengan pertumbuhan Pariwisata yang spektakuler juga.
Vietnam National Administration of Tourism (VNAT) sekaligus mempopulerkan UNESCO World Heritage, Halong Bay. Teluk yang berada di Tonkin dekat perbatasan Tiongkok, atau sekitar 170 kilometer dari Hanoi. Sejak tahun 1994, Teluk Halong ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
Begitu tiba di Hanoi, Menpar Arief disambut oleh Dubes RI untuk Vietnam Ibnu Hadi, dan mempelajari bagaimana Vietnam bergerak cepat di sektor Pariwisata.
“Ini nyambung dengan pesan acara pelantikan pejabat di Kemenpar, Selasa 15 Januari 2019 lalu. Yang kita butuhkan sekarang adalah speed, kecepatan! Yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar mengalahkan yang kecil,” kata Arief dalam siaran pers Kemenpar, Kamis (17/1/2019).
Tahun 2018, jumlah wisman ke Vietnam menembus 15,6 juta atau naik 2,7 juta dari tahun sebelumnya. Kenaikannya 21 persen. Karena itu, Arief meminta untuk benchmark, jika Malaysia adalah ‘musuh emosional’, Thailand adalah ‘rival professional’, maka Vietnam ini benchmark untuk speed atau kecepatan.
“Saya masih berasumsi, bahwa hasil yang luar biasa pasti dicapai dengan cara yang tidak biasa. Dan cara yang tidak biasa itu ada dua hal, pertama deregulasi. Kedua, dengan teknologi, terutama digital. Hanya dua cara itu yang membuat pariwisata bisa melompat lebih tinggi, berlari lebih cepat,” ujar Arief.
Pengakuan internasional atas upaya Indonesia untuk membangun tourism sudah sangat jelas. Menurut data kunjungan wisman yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (2/01/2019) menyebutkan kunjungan wisman dari kawasan ASEAN ke Indonesia hingga November 2018 sebanyak 4,861 juta atau tumbuh 21,02 persen di tahun sebelumnya.
“Capaian/tingkat pertumbuhan jumlah turis Asia Tenggara dan dibandingkan dengan negara lainnya, merupakan pasar yang amat seksi untuk pariwisata Indonesia. Untuk itu, kami tidak mau kehilangan momentum untuk mengoptimalkan market negara tetangga itu. ASEAN itu ya dekat di jarak, juga akrab di budaya,” tutur Arief.
Selama lima hari kegiatan, terdapat berbagai rangkaian acara di ATF 2019 yang diikuti 10 negara anggota ASEAN: Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Salah satunya adalah Travel Exchange (TRAVEX), dimana pada tahun ini TRAVEX ATF 2019 direncanakan akan digelar selama tiga hari, mulai 16 hingga 18 Januari 2019. Dan dihadiri oleh lebih dari 1.500 delegasi internasional dan 400 internasional buyers, serta 100 media internasional.
Pada ATF 2019, Kemenpar membawa 20 industri full delegates dan 20 industri co-delegates pariwisata di Indonesia, mulai dari travel agen/travel operator, industri perhotelan, hingga atraksi wisata.
Mereka akan membawa paket-paket wisata yang tentunya sudah siap untuk ditawarkan kepada para buyers. Diharapkan Travex ATF 2019 bisa menghasilkan transaksi bisnis paket wisata dalam upaya mendatangkan wisatawan mancanegara skala besar ke Indonesia.
Editor: Risman Septian