Prabowo Sebut Stok Beras Hanya Untuk Tiga Minggu, Ini Kata Kementan

Ilustrasi beras BULOG

Jakarta, PONTAS.ID – Prabowo Subianto kembaliĀ  mengeluarkan kritik terhadap pemerintah. Salah satunya terkait dengan cadangan beras yang hanya bertahan selama tiga minggu.

Terkait hal ini, Direktur Jenderal Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Sumarjo Gatot Irianto mengaku enggan mengomentari pernyataan tersebut. Namun demikian, dia memastikan jika mulai Januari akan ada produksi beras di dalam negeri karena telah memasuki masa panen.

“Panen mulai medio Januari meningkat, dan puncaknya Maret-April,” ujar dia di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Sementara itu,Direktur Pengadaan Bulog, Bachtiar, mengatakan sampai saat ini stok beras ada 2,2 juta ton di gudang Bulog. Bahkan, menurut Bachtiar, stok beras aman karena Februari hingga April masuk masa panen, sehingga kebutuhan beras bisa terpenuhi sampai akhir tahun.

“Stok yang ada di Bulog 2.2 juta (ton), nggak ada masalah sampai Mei. Nggak ada masalah sampai akhir tahun, nggak ada kekurangan beras kita. Lihat saja nanti, Februari saja kita panen lagi, apalagi April panen raya kita ini,” terang Bachtiar kepada detikFinance di Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Bachtiar menambahkanĀ  Stok terbesar berada di Jawa Timur 662.744 ton, diikuti oleh DKI Jakarta dan Banten sebesar 482.950 ton, Jawa Barat 222.445 ton, Jawa Tengah 128.389 ton dan Sulawesi Selatan dan Barat sebanyak 106.139 ton.

Sementara sepanjang 2019, Bulog menargetkan bisa menyerap gabah petani yang setara dengan 1,8 juta ton. Untuk penyerapan tersebut, Bulog menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 triliun.

Penyerapan terbesar akan dilakukan di Jawa Timur sebanyak 351.215 ton, Sulawesi Selatan 290.920 ton, Jawa Tengah 290.398 ton, Jawa Barat 202.429 ton dan Nusa Tenggara Barat sebanyak 141.654 ton.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan inspeksi beras di kompleks pergudangan Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis 10 Januari 2019. Dalam inspeksi tersebut, Jokowi mencatat hal positif terkait stok dan harga beras.

Jokowi menuturkan, Bulog memiliki ketersediaan stok beras yang cukup besar pada awal tahun ini. Bahkan, stok Bulog mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Saya melihat kalau dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu stok kita ini memang lipat (berlipat ganda). Biasanya di akhir Desember itu 700-800 ribu ton, tetapi di akhir Desember 2018 ini, stok kita sekarang 2,1 juta ton,” ujar dia di kompleks pergudangan Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dalam kunjungan ini, Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

Meningkatnya stok beras yang dimiliki Bulog tersebut dimanfaatkan untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan harga beras di pasaran. Operasi pasar yang dilakukan Bulog secara serentak di seluruh Indonesia mulai 3 Januari 2019 lalu efektif menjaga harga beras di tingkat masyarakat.

“Trennya ini turun (harga) karena sudah beberapa hari ini Bulog juga melakukan operasi pasar besar-besaran untuk memberikan suplai kepada pasar-pasar yang membutuhkan dan pada masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

Ketersediaan stok yang besar ini diharapkan dapat memberi keyakinan kepada pasar dan masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadinya gejolak harga beras di pasaran.

Presiden Jokowi turut memberi instruksi agar Bulog senantiasa mengawasi ulah oknum yang bermain harga. “Karena biasanya kalau stoknya sedikit itu akan banyak spekulasi dari pasar yang bermain-main dengan harga. Ini kita tunjukkan bahwa stok itu memang ada dan banyak,” ucap Presiden.

Lebih lanjut, Presiden meminta Bulog untuk terus memastikan ketersediaan stok dan melakukan operasi pasar bila dibutuhkan. Bulog juga harus bisa menjaga keseimbangan antara harga produksi dengan harga pasar supaya menguntungkan baik bagi petani maupun masyarakat.

“Kalau kita mau harga turun secara drastis, gampang, suplai aja semua ini ke pasar. Tapi petaninya yang jadi rugi. Keseimbangan antara harga produksi dengan harga pasar ini harus dijaga oleh Bulog. Tidak bisa terlalu murah, nanti petaninya juga akan menjerit,” tuturnya.

Presiden juga menyaksikan pelepasan kegiatan operasi pasar secara serentak tahun 2019 di halaman gudang Bulog. Budi Waseso yang membentangkan bendera start saat memberangkatkan sejumlah truk operasi bulog ke sejumlah titik penyebaran menandai kegiatan pelepasan ini.

Editor: Idul HM

Previous articleBPOM Prioritaskan Pengembangan SDM
Next articleKapal Tenggelam di Danau Toba Hoaks, Ombang Siboro: Pembuatnya Tak Manusiawi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here