Jakarta, PONTAS.ID – Prioritas yang diambil dalam mengawal Laut Masa Depan Bangsa adalah kedaulatan. Hal ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat memeberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Luwuk, disela Kunjungan kerja ke Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, (1/5)
Susi mengajak para mahasiswa ikut serta menjaga kedaulatan perairan Indonesia dan mengelolanya secara berkelanjutan.
“Bagaimana kita mau membela nelayan, jika di laut kita sendiri masih ada kapal asing. Kedaulatan menjadi pilar utama yang saya lakukan dalam menerjemahkan nawacita Bapak Presiden,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima PONTAS.id, di Jakarta, Kamis (3/5/20180.
Langkah berikutnya yang dilakukannya kata Susi adalah merujuk pada UU No.45 Tahun 2009 tentang perikanan, dimana dalam pasal 69 ayat (4) pada UU tersebut menyebut bahwa penyidik dan/atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan/atau penenggelaman kapal perikanan berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
“Hukum yang tegas dan lugas diperlukan. Karena setelah diselidiki ada puluhan ribu kapal yang beroperasi saat itu. Kenapa bisa sebanyak itu? Tentunya tidak mungkin kalau tidak ada campur tangan aparat dari dalam. Makanya hanya satu yang bisa dilakukan saat itu, yakni dengan konsensus nasional dengan berbagai aparat penegakan hukum dan lembaga terkait,” jelasnya.
Menurut Susi, Saat ini 364 kapal kita sudah tenggelamkan dan di Pangandaran kita akan melakukan riset perikanan dan akan mengajak mahasiswa Unismuh untuk terjun langsung.
“Komitmen pemerintah, juga terlihat dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016, yang menekankan bahwa sektor perikanan tangkap hanya dikelola oleh nelayan hingga pengusaha dalam negeri. Dari Perpres tersebut, nelayan Indonesia mutlak berlayar di perairan Indonesia dengan bebas tanpa ancaman kapal-kapal ikan asing, Tegas Susi.
Pada kesempatan tersebut Menteri Susi berpesan, Luwuk dapat menjadi salah satu titik penjagaan luar Indonesia. Universitas Muhammadiyah diharapkan menjadi salah satu garda terdepan yang memastikan Perpres ini tidak boleh diubah. Karena nanti yang dibujuk perpres ini diganti, pasti banyak,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unismuh Wuluk Banggai, Farid Haluti, menyampaikan harapannya atas kehadiran Menteri Susi di Kampus Unismuh Luwuk Banggai. ” Selaku rektor saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan Bu Menteri untuk berkunjung ke Unismuh, ada 15 program studi yg digagas sekarang. Bertujuan untuk pengelolaan sumber daya dan Budi daya yang akan kita canangkan. Mudah-mudahan dengan kehadiran Bu Menteri, dapat menambah wawasan mahasiswa dan kita semua tentang pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia Timur, khususnya di Kabupaten Banggai,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Banggai Herwin Yatim menyampaikan bahwa ia akan terus memperhatikan kehidupan nelayan Kabupaten Banggai.
Di akhir sambutannya, Menteri Susi mengajak para akademisi yang hadir untuk konsisten menjaga laut Indonesia. “Saya yakin masyarakat Luwuk mencintai laut. Betul tidak? Mulai hari ini jangan pakai plastik lagi. Kalau masih pakai, diperkirakan 20 hingga 30 tahun lagi plastik akan lebih banyak di lautan. Kita harus mulai berpikir jauh ke depan, membangun jiwa enterpreneurship, kreatif dan inovatif,” terang Menteri Susi.
Editor: Idul HM