Jakarta, PONTAS.ID – Komisi II DPR RI menyebut kelompok penyebat hoax Muslim Cyber Army bisa merusak jalannya Pilkada 2018. Ketua Komisi II DPR RI Zainudin Amali meminta polisi mengungkap dalang kelompok tersebut.
“Kita berharap diusut sampai akar, kita berharap. Ini akan berimbas ke pilkada dan pileg dan salah satu yang kita anggap sebagai kerawanan Pilkada 2018 adalah penyebaran berita fitnah, tak benar,” ujar Amali di gedung DPR, Senin (5/3/2018).
Amali menyebut Komisi II DPR telah menekankan kepada polisi bahwa berita hoax merupakan salah satu bentuk kerawanan pilkada. Dia meminta polisi terus bekerja melawan hoax.
“Polri harus terus bekerja menyelesaikan ini dan makin hari makin kelihatan siapa, kalau yang belum ketahuan siapa di belakangnya itu,” sebut dia.
“Penyebaran hoax termasuk kerawanan Pilkada,” tegas politikus Golkar itu.
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen M Fadil Imran mengatakan polisi terus menyelidiki kasus penyebaran isu provokatif, berita bohong (hoax), dan ujaran kebencian lewat media sosial.
Dia mengatakan para pelaku yang telah ditangkap di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur terhubung satu sama lain. Para pelaku yang tergabung dalam Muslim Cyber Army (MCA) ini juga memiliki kaitan dengan kelompok penyebaran hoax dan hate speech yang sebelumnya sudah diungkap, Saracen.
“Dari upaya penindakan, kami lakukan analisis sampai penyerangan ulama. Dari klaster Jatim, Jabar, Banten, terlihat bahwa pelakunya ini terhubung satu sama lain. Pelaku-pelaku yang tergabung dalam MCA juga tergabung dengan klaster X, Saracen,” ujar Fadil di di gedung Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, hari ini.