Medan, PONTAS.ID – Bakal calon gubenur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan keunggulannya dibandingkan bakal calon lainnya yang ikut kontestasi Pilkada Sumatera Utara mendatang.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun menyindir balik para pengkritiknya yang kerap menyebut dirinya calon gubernur impor.
Djarot mengungkapkan, dalam memilih Kepala Daerah, tolak ukurnya jelas, “Dia punya pengalaman tidak jadi gubernur? Kompetensinya, kapasitas, integritas dan kejujuran, track record, pengalamannya.” kata Djarot dalam deklarasi Barisan Relawan Djarot-Sihar (Bara Djoss), di Medan Minggu (4/2/2018).
Dia mengungkapkan, jika tidak punya pengalaman memimpin, lantas coba-coba, yang dikhawatirkan malah akan terjadi kesalahan.
Sebagaimana diketahui, dalam Pilkada Sumut, Djarot berpasangan dengan Sihar Sitorus berhadapan dengan dua pasangan lainnya, masing-masing Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dan Jopinus Ramli Saragih- Ance Selian.
Dari dua cagub lain, hanya Djarot yang bukan berasal dari Sumut. Djarot lahir di Magelang, Jawa Tengah, serta berpengalaman sebagai Wali Kota di Blitar selama dua periode sebelum menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta.
Dua cagub pesaing Djarot tidak punya pengalaman jadi gubernur, Edy Rahmayadi punya latar belakang militer. Jabatan terakhirnya Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dengan pangkat letnan jenderal.
Sementara JR Saragih meski pernah jadi Bupati Simalungun dua periode, tapi tidak pernah jadi gubernur.
Pasangan Djarot-Sihar diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan. Sementara Edy-Musa diusung Golkar, Gerindra, Hanura, PKS, PAN, dan Nasdem. Demikian halnya dengan pasangan JR Saragih-Ance Selian, keduanya diusung Demokrat, PKB dan PKPI. (Knt)
Editor: Hendrik JS