Suksesnya Rights Issue BRI Jadi Magnet Market Domestik Bergairah

Kantor Bank BRI
Kantor Bank BRI

Jakarta,PONTAS.ID –Suksesnya proses rights issue PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro dinilai akan menjadi pendorong bergairahnya pasar modal dalam negeri di tengah sentimen negatif dari luar negeri.

Hal itu diungkapkan pengamat pasar modal yang juga Founder Indonesia Superstocks Community, Edhi Pranasidhi. Dia mencontohkan, pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Selasa (28/9/2021) waktu setempat, atau Rabu (29/9/2021) pagi (WIB), yang menimbulkan potensi masuknya aliran dana asing ke pasar modal Indonesia.

Keberhasilan rights issue bank Himbara tersebut menjadi faktor penarik. Sebabnya, aksi korporasi tersebut menjadi yang terbesar di Kawasan Asia Tenggara dan ketiga terbesar di Asia.

Terlebih, kata dia, investor yang melakukan subscribe saat rights issue BRI bukan hanya dari dalam negeri, tapi juga pialang asing. Sehingga ini menandakan iklim yang lebih positif di pasar modal Indonesia untuk menarik minat pemodal asing masuk.

“Wall Street jatuh karena harga bonds 10 tahun turun. Maka aset berisiko tinggi seperti saham jadinya gak begitu menarik. Di sisi lain, kenaikan yield bonds mengindikasikan investor menjual bonds untuk mengantisipasi berkurangnya likuiditas USD akibat The Fed berpotensi memulai tapering di November. Kemana larinya hasil uang penjualan bonds di AS? Pasti para investor di AS gak akan mau uangnya diam karena akan tergerus inflasi. Mereka akan mencari return yang lebih besar ke emerging market,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (29/9/2021).

Sebagai gambaran terkait pasar modal Amerika Serikat, indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 569,38 poin atau 1,63%, menetap di 34.299,99 poin. Indeks S&P 500 berkurang 90,48 poin atau 2,04%, berakhir di 4.352,63 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 423,29 poin atau 2,83% dan ditutup pada 14.546,68 poin. Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 pun berakhir di zona merah.

Bursa saham Asia Pasifik pun jatuh pada perdagangan Rabu pagi karena terdampak bursa AS tersebut. Di Jepang, Nikkei 225 tergelincir 1,83% di awal perdagangan, sementara indeks Topix melemah 1,91%. Kospi Korea Selatan turun 1,77%. S&P/ASX 200 di Australia turun 0,32% Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang pun turun 0,32%.

Analisa Edhi diamini oleh analis pasar modal yang juga Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan. Menurutnya saat ini investor institusi memiliki rencana aksi beli yang cukup besar. Sebabnya, BRI termasuk dalam bank milik pemerintah yang memiliki performa dan potensi cukup baik dengan pengelolaan risiko yang masih terjaga.

Dia pun menyebut saham BBRI akan mendorong sentimen yang positif dalam memacu potensi berlanjutnya aksi beli dari asing khususnya pada kuartal keempat tahun ini. Terlebih BRI memiliki konsistensi performa kinerja sangat solid sepanjang kuartal ketiga tahun ini.

“Sentimen saham Bank BUMN khususnya BBRI ke depan akan positif seiring dengan peningkatan aksi beli investor institusi di kuartal IV. Untuk target price BBRI di posisi Rp4.200 dengan price to book value 2,6 kali lipat,” tuturnya.

Lebih rinci Alfred menyebut pergerakan saham BBRI secara tidak langsung dikendalikan oleh momentum rights issue, dengan harga relatif murah yakni Rp3.400. Dia pun menggaris bawahi potensi kinerja Holding Ultra Mikro (UMi) yang didanai rights issue tersebut ke depan akan sangat kuat dalam mendongkrak saham BBRI.

Alfred pun mengacu pada kinerja PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM dan PT Pegadaian (Persero) sebagai anggota Holding UMi yang juga tak kalah positif dari BRI. Dia menegaskan, pada tahun lalu laba kedua perseroan itu mencapai sekitar 12%-13% dari laba BRI pada tahun buku 2020.

Artinya, ke depan keuntungan usaha yang dihasilkan PNM dan Pegadaian akan cukup signifikan mendongkrak perolehan laba BRI sebagai induk holding. Faktor fundamental tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan positif investor di pasar modal dalam mengapresiasi saham BBRI ke depan.

“Dengan ekspektasi keberhasilan sinergi maka kontribusi akan semakin meningkat dan mendorong pertumbuhan BRI ke depan. Pasca realisasi Holding UMi kami menargetkan valuasi BBRI berada di level 2,8 hingga 3,0 kali PBV,” ujarnya.

Penulis: Luki Herdian

Editor: Pahala Simanjuntak

Previous articleTampi di OVJ, Bamsoet Sosialisasikan Empat Pilar MPR dengan Gaya Ringan dan Jenaka
Next articlePKS Berikan Kontribusi Nyata Hadirkan Solusi Masalah Bangsa untuk Rumah Tangguh Berdaya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here