Bengkulu, PONTAS.ID – Unit Manager Communication, Relation & CSR Pertamina MOR II, Umar Ibnu Hasan, mengatakan, guna mengatasi kondisi cuaca ekstrim di penghujung tahun di Pulau Enggano yang merupakan pulau terluar Indonesia yang berada di pesisir Bengkulu, pihaknya memastikan stok dan penyaluran BBM di pulau tersebut aman.
Umar bilang, untuk kondisi penyaluran di Enggano saat ini berlangsung kondusif dan aman. Namun, konsumsinya cenderung sedang menurun dikarenakan cuaca yang menyebabkan banyak nelayan yang tidak melaut dan lalu lintas kendaraan dari Bengkulu ke Enggano berkurang.
Adapun, jumlah Kartu Keluarga (KK) di Enggano sebanyak 1.199 dengan rata-rata konsumsi Premium saat ini adalah sebesar 1.200 liter per hari, sementara konsumsi Biosolar sebesar 100 liter per hari.
Menurut Umar, stok Premium saat ini sebesar 90 Kiloliter dengan ketahanan stok mencapai 75 hari dan Biosolar stoknya sebesar 7 Kiloliter dengan ketahanan stok 70 hari.
“Ini wujud komitmen Pertamina untuk turut serta memajukan perekonomian masyarakat melalui peran strategis Pertamina dalam menyediakan energi yang sesuai dengan prinsip ketersediaan, kemudahan akses, keterjangkauan, penerimaan serta berkelanjutan,” terang Umar, dalam keterangannya, Kamis (5/11/2020).
Lebih jauh, Umar mengatakan, program BBM Satu Harga di Pulau Enggano merupakan program Pemerintah untuk mewujudkan keadilan energi di seluruh tanah air dengan tujuan menerapkan kesetaraan di beberapa wilayah di Indonesia terutama di pelosok.
Dalam mengemban tugas mulia ini, Pertamina banyak menghadapi tantangan dan risiko, khususnya saat mendistribusikan pasokan BBM ke wilayah-wilayah yang dinilai ekstrem. Untuk mencapainya, moda tansportasi yang digunakan beragam, antara lain darat, laut, hingga udara, agar pasokan energi bisa mencapai lokasi tujuan.
“Setelah penerapan kebijakan satu harga, seluruh daerah terpencil bisa menikmati harga yang sama dengan harga yang selama ini diterapkan di SPBU di perkotaan,” tutup Umar.
Penulis: Riana
Editor: Stevanny