Jakarta, PONTAS.ID – Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Guspardi Gaus, meminta pemerintah agar jangan menjadikan 1.620 orang sukarelawan sebagai ” Kelinci Percobaan”, uji kilinis fase 3 vaksin sinovac asal negeri Cina
Guspardi mengatakan sejauh ini semua pihak belum mendengar dan mendapatkan informasi tentang jaminan pemerintah kepada para sukarelawan itu. Bagaimana penanganan dan kebijakan pemerintah jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Disamping itu isu mengenai kehalalan produk vaksin sinovac ini juga belum jelas dan tengah menjadi perbincangan di tengah masyarakat.
Guspardi pun mengaku tidak setuju jika uji klinis 3 langsung di ujicobakan ke masyarakat. Seharusnya Pemerintah mendapatkan informasi lengkap negara mana saja yang telah menggunakan Vaksin sinovac ini dan melakukan kajian terhadap hasil dan dampak vaksin tersebut.
“Jangan jadikan masyarakat sebagai Kelinci percobaan. Lakukanlah dulu kajian mendalam dan komprehensif secara ilmiah terhadap bebagai aspek baik dari kandungan terlebih lagi aspek kehalalan produk dan selanjunya akibat atau dampak dari vaksin tersebut” ujarnya, Rabu (29/7/2020).
Daripada langsung melibatkan ribuan sukarelawan Indonesia untuk uji klinis vaksin sinovac ini, lebih baik lakukan riset dan kajian mendalam tentang vaksin itu dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten.
“Libatkan beberapa perguruan tinggi dan lembaga yang berkompten lainnya. Di uji kebenaran apakah benar vaksin ini sebagai upaya untuk menyehatkan atau menyembuhkan masyarakat dari covid-19. Jadi tidak perlu ada relawan hampir 2000 orang itu. Karena WHO sendiri belum mengatakan kalo vaksin dari Cina ini betul terbukti menangkal dan mencegah Covid -19,” katanya
Tidak hanya itu, Anggota Komisi II DPR ini juga mendesak agar pemerintah membuka isi kandungan vaksin sinovac yang berasal dari Cina ini. Hal itu wajib karena Masyarakat Indonesia mayoritas Muslim.
“Jadi harus jelas isi dan kandungan vaksin ini apakah berasal dari tanaman, binatang atau benda lainnya. Terutama kandungan apakah halal semuanya, Karena kehalalan Vaksin ini adalah sesuatu hal yang tidak bisa dinafikan dan penglibatan MUI juga sangat diperlukan dalam pengembangan vaksin corona tersebut khususnya mengawal kaidah kehalalan vaksin sinovac ini,” pungkas anggota Baleg DPR tersebut.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah akan segera menggelar uji klinis tahap 3 vaksin Covid-19 asal Cina, yang dikembangkan Sinovac pada awal Agustus 2020 ini. Saat ini Pemerintah Indonesia telah menerima 2.400 vaksin. Uji coba dilalukan pemerintah yang bekerjasama dengan PT. Bio Farma
Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan vaksin tersebut tidak langsung digunakan setibanya di Indonesia karena harus dikarantina lebih dulu.
Menurut dia, sebanyak 2.400 vaksin tersebut bakal diperuntukkan bagi 1.620 sukarelawan.
Penulis: Luki Herdian
Editor: Hendrik JS