Cerita Kopral Mugiyanto Sukses jadi Petani Klengkeng

Jakarta, PONTAS.ID – Berbicara soal komoditas hortikultura, sosok Mugiyanto boleh dikatakan sebagai panutan para petani. Khususnya untuk komoditas buah Klengkeng varietas Kateki.

Di kalangan para petani buah kelengkeng, Mugiyanto adalah contoh nyata bagaimana ketekunan dan keuletan bertani mampu mengantarkannya sebagai petani sukses meski dalam keterbatasan.

Ya, sejak 2015 mengembangkan Klengkeng Kateki, Mugiyanto berhasil mengembangkan buah manis legit ini.

“Sekarang saya mengelola lahan 1,3 hektare. Ada sekitar 230 pohon (Klengkeng Kateki) yang saya budidayakan di Magelang,” ujar dia dalam keterangan resmi yang diterima PONTAS.ID, Rabu (13/11/2019).

Sebagai informasi, Mugiyanto, yang saat ini masih tercatat sebagai prajurit aktif TNI AD yang berdinas di Kodim 0705 Magelang. Prajurit berpangkat Kopral Kepala ini, di sela-sela kegiatan dinasnya juga menunjukkan membina sejumlah petani di beberapa daerah. Adapun di Magelang, dia memberdayakan Kelompok Tani Borobudur.

Dia lantas bercerita soal alasannya memilih Klengkeng Kateki. Menurutnya komoditas ini punya daya saing dan nilai ekonomi tinggi.

“Pasarnya masih sangat luas ya. Kebutuhan dalam negeri saja mayoritas masih di-suply dari luar (impor). Artinya peluangnya sangat terbuka sekali,” beber pria yang pernah mengikuti kursus Pusrehab di Kementerian Pertahanan ini.

Pun dari sisi budidaya. Menurut dia, Klengkeng salah satu jenis buah yang fleksibel. Bisa ditanam dalam kondisi pada 5 MDPL (meter di atas permukaan laut) hingga 1000 MDPL (dataran tinggi).

“Bayangkan di lokasi yang dekat bibir pantai pun masih bisa berbuah. Kemudian klengkeng ini skala 21 brix (indeks tingkat kemanisan buah-buahan), ” kata dia.

Saat ini budidaya Klengkeng Kateki yang dirintis Mugiyanto membuahkan hasil yang luar biasa. Belum genap lima tahun, dia sukses memanen buah dengan kualitas unggul.

“Untuk satu hektare (pohon klengkeng) menghasilkan sekitar 12 ton buah. Itu dari 200 pohon,” ungkap Mugiyanto.

“Malah bisa lebih ya. Kalau dimaksimalkan, satu pohon bisa 75 kilogram. Dikalikan 200 pohon, artinya bisa mencapai 15 ton,” lanjut dia.

Adapun untuk biaya per kilogram dari budidaya klengkeng ini sekitar Rp10.000. Sementara Mugiyanto menjualnya ke pasar sekitar Rp35.000-Rp.45.000.

“Gampang sekali (menjualnya). Malahan kurang ya, permintaan pasar tinggi,” ujar Mugiyanto.

Ditanya soal resep rahasianya mengembangkan Klengkeng Kateki, Mugiyanto menjabarkan ada dua kunci.

“Pertama benih yang unggul. Kedua agroklimat, bagaimana memahami iklim pertanian. Meliputi cuaca, kelembaban, hingga soal kondisi tanah. Nantinya ini akan mempengaruhi pola penerapan teknologi maupun treatment pohonnya,” beber Mugiyanto

Penulis: Hartono

Editor: Idul HM

Previous articleWishnutama Bantah Keluarkan Wacana Wisata Halal di Toba dan Bali
Next articleTerangi 10 Destinasi Wisata Nasional, Pemerintah Manfaatkan Tenaga Surya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here