Melintas Sepanjang 231 KM, MRT Jakarta Perlu Rp250 Triliun

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar

Jakarta, PONTAS.ID – Manajemen PT MRT Jakarta mengaku ingin meniru pengembangan MRT di New Delhi, India, yang melintas sepanjang 231 kilometer (KM). Jika ingin mewujudkan mimpi itu, maka MRT Jakarta membutuhkan biaya investasi sebesar Rp250 triliun sampai 2030 mendatang.

“New Delhi, India, itu dalam pengembangan MRT, proses pinjaman dilakukan langsung oleh perusahaan MRT-nya dengan jaminan dari pemerintah,” tutur Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar di Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Karenanya, William berharap perusahaan memiliki ruang untuk melakukan perjanjian pembiayaan secara langsung tanpa harus terikat dengan kerangka kerja sama antar negara pada pengembangan fase 3 nanti.

Sebagai catatan, pada pengembangan fase 1 dan 2, perusahaan mendapatkan pinjaman dari International Cooperation Agency (JICA) dalam bentuk Special Term for Economic Partnership (STEP loan). Konsekuensinya, perusahaan terikat dengan ketentuan JICA, termasuk dalam hal penunjukan kontraktor.

Dengan wewenang peminjaman langsung, perusahaan akan memiliki fleksibilitas dalam memilih kontraktor dan lelang pengadaan lainnya. Terkait porsi pinjaman, William belum bisa menyebutkan karena masih dikaji.

“Kami akan pinjam dengan besaran tertentu, tidak 100 persen (dari kebutuhan biaya). Sisanya sebagian nanti ada yang ditanggung pemerintah dan dari hasil pengembangan Transit on Development (ToD),” jelasnya.

Jika pengembangan proyek masih linear dengan yang dilakukan saat ini, William pesimistis target pengembangan hingga 10 jalur bisa tercapai dalam 10 tahun ke depan.

“Kalau melakukan pendekatan melalui pemerintah yang semuanya harus melalui pemerintah, seperti fase 1 dan fase 2, prosesnya akan cukup panjang,” imbuh dia.

William mengatakan beberapa lembaga keuangan internasional telah menunjukan minat serius untuk bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini, yaitu JICA dalam bentuk pinjaman nonlunak, Asian Development Bank, dan Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB).

Di luar lembaga tersebut, perusahaan juga sudah mendengar minat dari Badan Kerja Sama Investasi Swasta Luar Negeri (OPIC) Amerika Serikat (AS) dan lembaga keuangan dari Inggris.

“Untuk fase 3 nanti, sudah mulai melihat kemungkinan-kemungkinan untuk melakukan upaya peminjaman langsung,” terang William.

Sebagai informasi, MRT Jakarta telah mengoperasikan pembangunan fase 1 rute Lebak Bulus – Bundara Hotel Indonesia sejak Maret 2019 lalu.

Saat ini, perusahaan telah memulai pembangunan MRT fase 2 rute Sarinah – Kota. Selanjutnya, perusahaan menargetkan bisa memulai pembangunan MRT fase 3 rute Cikarang – Balaraja pada 2020 mendatang.

Penulis: Luki Herdian

Editor: Risman Septian

Previous articlePengamat: Perjanjian Internasional Tingkatkan Kinerja Dagang
Next articleLewat Diskon, Maskapai LCC Boleh Pangkas Harga Tiket

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here