‘Sang Prawira’ Pertaruhan Nasionalisme Anak Medan di Kepolisian

Wakapolda Sumut, Brigjen Mardiaz Kusin Dwihananto dalam acara peluncuran tim produksi pembuatan film 'Sang Prawira' menuju lokasi shooting di berbagai wilayah di Indonesia.

Jakarta, PONTAS.ID – Untuk pertama kalinya Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) akan membuat sebuah film layar lebar yang berjudul “Sang Prawira” yang dibintangi oleh sebagian besar personil kepolisian Sumut dan didampingi oleh bintang ternama dari Jakarta Anggika Bolsterli.

Film ini bercerita tentang perjalanan seorang anak desa dari pinggiran Danau Toba yang bercita-cita jadi polisi.

“Dalam film ini menyuguhkan pergulatan sebuah keluarga di mana antara isteri dan suami tidak sepaham dalam merancang masa depan anaknya ketika anaknya duduk di bangku SMA,” kata Wakapolda Sumut, Brigjen Mardiaz Kusin Dwihananto, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/5/2019)

“Si Ibu ingin menuruti kemauan anaknya jadi polisi sementara si bapak lebih condong anaknya bekerja di luar negeri agar dapat menolong keuangan keluarga yang selama ini tergolong miskin,” imbuhnya.

Ide cerita film ini lahir dari para pejabat Utama Polda Sumut yang didukung oleh Wakapolda Sumut Brigjen Pol. Mardiaz Kusin Dwihananto kemudian diperkaya oleh Kapoldasu Irjen Pol. Agus Andrianto, terutama tentang sosok seorang polisi yang berani dan tangguh serta muatan pesan moral pedagogis (strategi pembelajaran) kepada masyarakat.

Film layar lebar ini selain menampilkan profesionalisme polisi dlm menjalankan tugas, juga memperkenalkan berbagai kultur masyarakat dan destinasi wisata serta membangun rasa nasionalisme.

Kapolda Sumut berpesan agar seluruh personil kru pembuatan film benar-benar menjalankan tugas dan perannya masing-masing sesuai dengan arahan pimpinan dan sutradara.

Hal ini disampaikan Kapolda, di sela-sela persiapan keberangkatan personil menuju lokasi shooting yang diperkirakan lebih130 titik dan tersebar di beberapa daerah seperti Karo, Simalungun, Tobasa, humbahas Tanjung Balai, Sibolga, Nias, Medan, Semarang (Akpol) dan Jakarta (Mabes Polri).

Film ini disutradarai oleh Ponti Gea, dibantu beberapa asisten termasuk penulis naskah Onet dan staff bidang Batakologi Manguji Nababan. Sementara yang bertindak sebagai supervisor pembuatan film adalah Ibrahim Gultom.

Penulis: Pahala Simanjuntak
Editor: Hendrik JS

Previous articleGolkar Pasrah, Gerindra Rebut Posisi Ketua DPRD Asahan
Next articleMobil Boks Ugal-ugalan Tabrak Go-Jek Berhenti

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here