Kemendag Intensifkan Perundingan Menuju Penyelesaian RCEP 2019

Jakarta, PONTAS.ID – Mengawali tahun 2019, menteri perdagangan dari 16 negara peserta perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) melakukan Pertemuan Intersesi Menteri RCEP ke-7 di Siem Reap, Kamboja.

Pertemuan ini merupakan pertemuan menteri RCEP yang pertama untuk menindaklanjuti arahan kepala negara/pemerintahan RCEP pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) RCEP ke-2 yang berlangsung di Singapura pada bulan November 2018 lalu, untuk menyelesaikan perundingan RCEP pada 2019.

Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan arahan konkrit kepada Komite Perundingan RCEP dan sekaligus mengesahkan rencana kerja dan program kerja tahun 2019 sebagai acuan komite perunding dalam menyelesaikan perundingan.

Pertemuan ini dinilai sangat tepat dan penting dilakukan di awal tahun untuk meneguhkan komitmen seluruh negara peserta RCEP menyelesaikan seluruh isu-isu perundingan, baik isu yang bersifat teknis kebijakan maupun politis.

Mengingat situasi tahun politik (Pemilu) di sejumlah negara peserta RCEP yaitu Indonesia, Thailand, India, dan Australia.

Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa meski tahun ini merupakan tahun politik bagi beberapa negara peserta RCEP, namun semua menteri RCEP sepakat untuk tetap berkomitmen melanjutkan perundingan dengan menyelesaikan semua isu-isu teknis yang belum selesai.

“Bahkan bagi negara yang tidak sedang dalam tahun politik, diharapkan dapat menyelesaikan perundingan berbagai isu politis dan sensitif agar perundingan dapat dituntaskan di akhir tahun,” kata Enggar dalam siaran pers Kemendag, Senin (4/3/2019).

Selain mematangkan rencana kerja dan program kerja RCEP 2019, menteri RCEP juga membahas perkembangan perundingan akses pasar, teks perjanjian, serta memberikan panduan dan rambu-rambu bagi para negosiator untuk menyelesaikan perundingan.

Menurut Enggar, pertemuan intersesi ini merupakan salah satu komitmen para menteri RCEP dalam mengintensifkan penyelesaian perundingan tahun 2019.

Para menteri RCEP juga berkomitmen untuk turut membahas penyelesaian berbagai isu yang masih terkendala penyelesaiannya hingga saat ini, baik untuk isu yang bersifat kebijakan dan politis, dan bahkan untuk isu yang bersifat teknis, apabila keputusan menteri terhadap aspek teknis tersebut diperlukan.

Untuk memastikan setiap putaran perundingan dapat mencapai target dalam program kerja RCEP 2019, para menteri RCEP sepakat untuk melakukan pertemuan intersesi setiap 1-2 putaran perundingan.

Pertemuan Intersesi Menteri RCEP selanjutnya akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 setelah Putaran Perundingan RCEP ke-27, di Beijing, China.

Perundingan RCEP melibatkan 10 Negara anggota ASEAN dan 6 (enam) Negara Mitra yang telah memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan ASEAN yaitu Australia, India, Jepang, Korea, China, dan Selandia Baru.

Perundingan Mega FTA yang dipimpin oleh Indonesia ini (Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo) telah berlangsung selama enam tahun dan tahun ini merupakan tahun final penyelesaian perundingan.

Apabila RCEP disepakati, akan menjadi pakta perdagangan regional terbesar di dunia yang mencakup lebih dari 48 persen penduduk dunia, 38 persen produk domestik bruto (GDP) dunia, dan sekitar 42 persen perdagangan dunia.

Di sela-sela pertemuan, Menteri Ekonomi ASEAN, Menteri Ekonomi Jepang, dan Sekretaris Jenderal ASEAN menghadiri upacara penyerahan dokumen Protocol to Amend the ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) Agreement kepada Sekretariat ASEAN.

Dokumen ini ditandatangani oleh Menteri Ekonomi Jepang di Tokyo pada 27 Februari 2019 dan Menteri Ekonomi ASEAN pada 1 Maret 2019 di Seam Reap, Kamboja.

Seluruh Pihak berharap dapat segera mengimplementasikan perjanjian ini, mengingat penyelesaian perundingan yang memakan waktu sekitar tujuh tahun. Implementasi perjanjian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerja perdagangan dan arus investasi di kawasan ASEAN dan Jepang.

Selain menghadiri pertemuan Intersesi Menteri RCEP, Enggar juga melakukan pertemuan bilateral dengan Filipina dan Jepang. Pertemuan ini untuk membahas isu yang menjadi perhatian bersama dalam upaya meningkatkan kinerja perdagangan dan investasi masing-masing pihak.

Editor: Risman Septian

Previous articleKualitas Pendidikan Buruk, BPN: Indonesia Terancam Bencana Demografi
Next articleMenpar Harapkan BRI Mandeh Run Jadi Penggerak Pariwisata Sumbar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here