Jakarta, PONTAS.ID – Kepala Bidang Pemasaran Area II Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Hendry Noviardi menyatakan bahwa promosi pariwisata Labuan Bajo tidak akan berkurang, meski saat ini tengah berkembang isu penutupan Taman Nasional Komodo.
Hal tersebut disampaikan Hendry pada saat mempromosikan pesona kecantikan destinasi wisata favorit Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam ajang Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu (3/2/2019).
“Justru Kemenpar akan semakin gencar berpromosi lewat publikasi media dan menyelenggarakan event-event menarik, termasuk mendukung Festival Komodo,” kata Hendry dalam siaran pers Kemenpar yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (4/2/2019).
Sejak ditetapkan sebagai destinasi super prioritas, promosi pariwisata Labuan Bajo semakin digencarkan, salah satunya melalui Pesona Labuan Bajo di CFD Jakarta. Kata Hendry, isu penutupan Taman Nasional Komodo baru sebatas wacana dari pihak pemerintah provinsi NTT dan belum ada keputusan final.
Menurutnya, promosi pariwisata Labuan Bajo tidak sebatas hanya Taman Nasional Komodo, melainkan kawasan lain yang bisa menjadi rujukan bagi wisatawan yang ingin datang. Sejumlah pulau lain di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) Labuan Bajo bisa menjadi alternatif wisata, seperti Pulau Rinca dan Padar yang tetap menarik untuk dikunjungi wisatawan.
Pesona Labuan Bajo CFD Jakarta merupakan yang kedua kali diadakan, karena melihat animo masyarakat yang tinggi pada penyelenggaraan pertama tahun lalu. Labuan Bajo merupakan salah satu dari empat destinasi super prioritas yang sedang digencarkan untuk pengembangan pariwisatanya. Selain Labuan Bajo, ada destinasi Borobudur, Mandalika, dan Danau Toba.
Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya pun menyambut baik digelarnya Pesona Labuan Bajo di CFD Jakarta. Ia mengatakan, tiga kunci utama dalam pengembangan pariwisata adalah 3A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas). Semua itu harus didukung dengan promosi yang baik.
“Jakarta merupakan pangsa pasar potensial pergerakan wisatawan nusantara. Apalagi saat ini telah banyak penerbangan langsung dari Jakarta ke Labuan Bajo. Ini yang harus kita dorong,” ujar Arief.
Sebelumnya, Pemerintah Daerah (Pemda) NTT berencana untuk menutup Taman Nasional Komodo dari kunjungan wisatawan selama satu tahun. Penutupan dilakukan sebagai upaya meningkatkan jumlah populasi komodo dan juga rusa yang menjadi makanan utama hewan langka tersebut.
“Pemerintah NTT akan melakukan penataan terhadap kawasan Taman Nasional Komodo agar menjadi lebih baik, sehingga habitat komodo menjadi lebih berkembang. Kami akan menutup Taman Nasional Komodo selama satu tahun,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang, Minggu (20/1/2019).
Namun, dia tidak menjelaskan kapan waktu penutupan kawasan Taman Nasional Komodo mulai diberlakukan. Viktor menegaskan, penutupan Taman Nasional Komodo guna mempermudah pemerintah daerah menata kawasan wisata itu.
Kondisi habitat komodo di Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores itu, ungkapnya, sudah semakin berkurang. Kondisi tubuh komodo yang kecil juga merupakan dampak dari berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo.
“Kondisi tubuh komodo tidak sebesar dulu lagi, karena populasi rusa sebagai makanan utama komodo terus berkurang karena maraknya pencurian rusa di kawasan itu,” tegas Viktor.
Editor: Risman Septian