Mahasiswa UNPAD Kunjungi Kemenko Maritim Bahas Poros Maritim Dunia

Jakarta,PONTAS.ID –  Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, mendapat kunjungan spesial dari para mahasiswa/mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Padjajaran.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk menambah wawasan para akademika muda itu, agar memahami lebih jauh tentang Poros Maritim Dunia dan apa tugas dan fungsi serta program-program dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman serta kementerian-kementerian teknis dalam koordinasi dengan Kemenko Kemaritiman (Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral).

“Kami sangat berterima kasih atas kunjungan ini, hal ini juga dimaksudkan agar kalian dapat mengupas tuntas dan dapat memuaskan rasa keingintahuan kalian dengan berinteraksi langsung. Kami juga harapkan agar kalian dapat menyampaikan apa yang kalian dapatkan disini kepada rekan-rekannya, semisal tentang program Revitalisasi Citarum dan cinta lingkungan,” ujar Kepala Bagian Humas Biro Informasi dan Hukum Kemenko Kemaritiman Anjang Bangun Prasetio di hadapan para mahasiswa, dijakarta, Kamis (22/11/2018) .

Kemudian, Kepala Bagian Program Kedeputian SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman sekaligus narasumber acara yang bertema “Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia: Kondisi Ekonomi Terkini dan Implementasi Kebijakan Maritim” tersebut, Andreas Patria mengatakan, dengan adanya kunjungan dari para mahasiswa Unpad ini diharapkan dapat merubah pola pikir dan juga menambah wawasan dari para generasi millennial tersebut.

Pada saat sesi interaktif, Rebecca seorang mahasiswi dari Jurusan Hubungan Internasional Unpad sempat menanyakan apa tantangan yang dihadapi Indonesia, khususnya dalam dunia kemaritiman. Dijelaskan oleh narasumber, bahwa tantangan yang dihadapi Indonesia sangat luas, mengenai isu-isu seputar kemaritiman diantaranya mengenai Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan isu Laut Cina Selatan, serta bagaimana reaksi dunia internasional saat Indonesia menamakan ulang laut territorial Indonesia di Natuna menjadi Laut Natuna Utara untuk menunjukkan kedaulatan bangsa.

“Hal itulah yang diperlukan sinergi bersama antar Kementerian dan Lembaga, dan kita sebagai negara memang harus hadir. Untuk itulah diperlukan peran SDM yang handal dan kompeten, semoga kalian-kalian yang hadir disini dapat menjadi SDM-SDM tersebut,” imbuh Andreas.

Banyak hal yang dibahas dalam kunjungan tersebut, seperti mengenai Jejak Kemaritiman Indonesia dari terbentuknya kerjaan maritim nusantara, era kolonial, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Deklarasi Juanda, Konvensi Maritim I hingga dicetuskannnya Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Kemudian dijelaskan pula mengenai Implementasi Kebijakan Maritim Nasional dan masalah-masalah global terkaitan kelautan, perhubungan, perikanan, pariwisata dan lingkungan. Andreas juga mengangkat salah satu isu lingkungan laut yakni rencana aksi penanganan marine debris atau sampah laut. “Sampah laut ini masalah global, terbawa arus melintasi batas-batas negara menimbulkan kerusakan dimana-mana. Kemenko Kemaritiman telah mendorong disahkannya rencana aksi penanganan marine debris ini dalam Perpres No.83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.”

Harold, salah seorang mahasiswa lain menuturkan, bahwa dirinya sangat beruntung dapat hadir di dalam kunjungan tersebut, ia mengatakan bahwa dirinya dan juga rekan-rekan lainnya banyak mendapatkan pengetahuan yang sebelumnya belum banyak ia ketahui. “Semoga acara sejenis akan terus berlangsung, sehingga kita akan banyak mendapatkan ilmu selain dari kampus kita,”

Andreas menyambut baik pendapat Harold, “Ke depan mungkin kita yang bergantian berkunjung ke kampus-kampus, dan harus dapat diperluas jadi tidak hanya kalangan mahasiswa tetapi juga pelajar-pelajar,” katanya. Hal ini diamini oleh Kasubbag Pengelolaan Opini Publik Fatma Puspitasari “Kita bisa membuat maritime go to campus agar lebih banyak anak muda memahami apa itu Poros Maritim Dunia. Kemenko Kemaritiman juga menerima mahasiswa magang dan PKL (praktik kerja lapangan), jadi teman-teman yang akan PKL bisa mendaftar kesini” tutupnya.

Editor: Idul HM

Previous articleKetua DPR Minta Pemerintah Kaji Ulang Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 16
Next articleSeleksi 500 Karya Jurnalistik, PWI DKI Jakarta Gelar Penghargaan MHT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here