Demokrat Bakal Yakinkan Kadernya untuk Mendukung Prabowo-Sandiaga

Diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema 'Isu Dua Kaki Demokrat Ganggu Parpol Koalisi?' di media center gedung DPR (ist)

Jakarta, PONTAS.ID – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengungjkapkan adanya isu permainan politik dua kaki pada Pilpres 2019 karena belum tersosialisasinya instruksi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhyono (SBY) kepada kader di tingkat bawah untuk mendukung Prabowo-Sandiaga.

Syarief pun membedakan, komunikasi antara parpolnya dengan dua parpol lain yakni PAN dan PKS yang juga pengusung Prabowo-Sandiaga sudah lebih dahulu menjalin komunikasi dan mensosialisasikan kepada kadernya di tingkat bawah.

“Untuk partai Demokrat sendiri baru last minuet menentukan pilihan kepada Prabowo-Sandi. Perbedaan kedua, teman-teman di PKS dan PAN sudah melakukan sosialisasi terlebih dahulu bahwa akan bergabung dengan bapak Prabowo, sementara partai demokrat tidak. Dan kami baru memutuskan setelah mulai atau akan bergabung pada 24 Juli 2018 setelah bapak Prabowo bertandang ke kediaman bapak SBY, ini supaya temen teman tahu semua,” kata Syarief Hasan dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema ‘Isu Dua Kaki Demokrat Ganggu Parpol Koalisi?’ di media center gedung DPR, Kamis (13/9/2018).

Disisi lain, Syarief pun juga mengakui sebelum memutuskan dukungan ke Prabowo-Sandi. Demokrat melakukan survei internal kepada seluruh kader di tingkat bawah mau mendukung siapa apakah Jokowi atau Prabowo. Dan ia menegaskan jika survei dilakukan partainya adalah murni serta tidak ada pengkondisian dulu.

“Jadi supaya teman-teman wartawan tau dari survei internal kami lakukan 20% itu memang kebanyakan kader dari Jawa Timur, Papua,NTT, urutannya Jawa Timur paling tinggi kemudian Papua, kemudian NTT, Bali kemudian Sulawesi Utara itu hanya puluhan puluhan orang saja,” terangnya.

Untuk itu, Syarief yang juga Anggota Komisi I DPR menyakini di sisa waktu yang masih ada enam bulan kedepan DPP Demokrat khususnya SBY nanti akan menyakinkan kepada 20% agar dapat mengalihkan dukungan ke Prabowo-Sandiaga.

“Kita masih punya waktu kurang lebih 6 bulan. dan karena itu menjadi kewajiban kami sekarang di DPP ini, meyakinkan kepada mereka yang 20 % itu agar mereka memilih Prabowo,” tegas Syarief.

Ditambahkan Syarief, partainya juga akan tetap mengusahakan secara maksimal untuk pasangan Prabowo-Sandiaga agar menang di Pilpres dan tentu juga Partai Demokrat bisa menang di Pileg diwaktu bersamaan. “Jadi dua-duanya harus maksimal,” tandasnya.

Sementara itu, Partai Amant Nasional (PAN) menilai positif akan ketegasan partai Demokrat sudah menyatakan dukungan kepada Prabowo-Sandiaga ditengah isu politik dua kaki jelang Pilpres 2019.

“PAN Apresiasi sikap Demokrat sudah mengclearkan masalah itu dengan pertemuan dihadiri baik oleh SBY, AHY maupun Syarief Hasan bersama dengan Prabowo dan Sandiaga,” kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto ditenpat yang sama.

Yandri pun sangat yakin jika Demokrat tidak akan sampai bermain dua kaki di Pilpres.. Pasalnya, sikap ketegasan dan konsisten ditunjukkan SBY maupun Demokrat sudah terlihat sejak partai berlambang Sergitiga Bintang Mercy menyatakan dukungan dalam sepucuk surat rekomendasi di tanda tangani langsung oleh SBY selaku ketua umum.

“Saya percaya dan yakin jika Demokrat sangat berkomitmen dan adanya isu kemarin hanyalah fitnah. Dan buktinya saya lihat sendiri dengan mata dan kepala saat di KPU mendaftarkan Prabowo-Sandiaga ada surat rekomendasi dari Demokrat ditanda tangani SBY langsung. Itu menandakan jika mereka komitmen dengan dukungannya,” ujarnya.

Untuk itu, PAN kembali yakin jika Demokrat dalam waktu tempo enam bulan sebelum hari Pemilu sudah bisa menyakinkan para kader menyatakan dukungan ke kubu Jokowi untuk mengalihkan dukungan ke Prabowo-Sandiaga.

Hormati SBY

Terpisah, PDI Perjuangan (PDIP) sangat menghormati keputusan Partai Demokrat dan tentu SBY selaku Ketua umum dengan tetap mendukung Prabowo-Sandiaga meskipun partai diterpa isu politik dua kaki karena beberapa kader mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.

Menurut pria akrab disapa Ara, PDIP tidak akan mungkin melakukan hal seperti dilakukan kader Demokrat kali ini.

“Saya menghormati keputusan bapak SBY dan Demokrat, tetapi saya jelaskan bahwa visi kita, bagaimana kita melihat partai itu berbeda, jadi di partai kami itu tidak akan pernah terjadi yang saya pahami,” kata politikus PDIP Maruarar Sirait.

Ara coba mencontohkan, saat penentuan bakal Cawapres Jokowi, setiap kader PDIP memilik pandangan serta perbedaan akan siapa pendamping Jokowi.

Ia pun juga punya pandangan saat itu sangat menginginkan Mahfud MD, namun justru diakhir kesempatan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memilih KH Ma’ruf Amin sebagai bakal Cawapres.

“Dalam proses kita boleh berbeda, Ibu Mega sangat demokratis untuk bisa memberikan ruang-ruang itu, tetapi begitu sudah diputuskan kita akan menjalankan itu,” terang anggota Komisi XI DPR ini.

Untuk itu, Ara menegaskan setiap keputusan telah diambil oleh partai apalagi telah disampaikan ketua umum secara garis besar harus dipahami oleh kader dibawah untuk bisa dipatuhi.

“Karena itu sudah garis keputusan partai maka setiap kader harus bisa menerima serta sepatutnya memperjuangkan apa yang sudah digariskan partai,” tandasnya.

Previous articlePerkuat Industri PBK, Bappebti Terbitkan Empat Peraturan
Next articlePembangunan Skybridge Tanah Abang, Hanya Setengah PKL Bisa Ditampung

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here