Jakarta, PONTAS.ID – Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR) mengguncang kawasan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) kemarin malam.
Atas peristiwa itu, pimpinan Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily menyampaikan duka cita dan meminta BNPB hingga Kemensos sigap berkoordinasi.
“Koordinasi yang cepat antara BNPB, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Basarnas, Pemda NTB serta seluruh jajaran SKPD dan pihak TNI serta kepolisian untuk segera mengambil peran, tugas dan fungsi masjng-masing agar menangani dengan cepat pasca gempa NTB yang terdampak,” kata Ace dalam keterangan tertulis, Senin (6/8/2018).
Ace berharap evakuasi dan penanganan terhadap korban dilakukan sesegera mungkin. Kemudian, sebagai pimpinan komisi yang membawahi bidang sosial, dia juga meminta warga yang mengungsi dipastikan mendapatkan kebutuhan dasar yang cukup.
“Melakukan evakuasi terhadap korban bencana untuk segera ditangani secara medis di rumah aakit dan puskesmas oleh tenaga-tenaga medis yang terlatih dan dirawat sebagaimana mestinya,” ujarnya.
“Memastikan ketersediaan kebutuhan dasar warga yang mengungsi di tempat-tempat pengungsian seperti makan dan minum, selimut, obat-obatan dan lain-lain, dengan membuat dapur umum dan pelayanan medis,” imbuh Ace.
Politikus Golkar itu menambahkan agar ada program rehabilitasi infrastruktur yang hancur akibat peristiwa gempa tersebut. Hal itu dinilai Ace penting karena berpotensi memutus jalur evakuasi dan aktivitas ekonomi warga.
“Memastikan adanya rehabilitasi infrastruktur dasar yang hancur, terputus dan retak-retak akibat gempa seperti jembatan dan jalan yang dapat memutus jalur transportasi evakuasi korban dan menimbulkan terputusnya aktivitas ekonomi,” sebut Ace.
Selain itu, Ace juga mendorong solidaritas masyarakat untuk membantu korban gempa di Lombok. Dia meminta masyarakat menyalurkan bantuan untuk korban lewat lembaga resmi dan terpercaya.
“Mendorong solidaritas dan kesetiakawanan masyarakat untuk memberikan bantuan kebutuhan yang paling mendesak melalui lembaga-lembaga resmi dan terpercaya untuk menyalurkannya kepada yang berhak dan membutuhkannya,” ucapnya.
Gempa 7 SR tersebut mengguncang kawasan Lombok Utara pada Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB. Gempa ini sempat menimbulkan peringatan tsunami. Namun pada pukul 20.25 WIB, peringatan tsunami tersebut dicabut.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga Senin (6/8) pukul 02.30 WIB, tercatat sudah 82 orang tewas akibat gempa 7 SR tersebut. Sementara itu, tibuan warga lainnya mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman dari tempat tinggal mereka.
“Hingga Senin dini hari pukul 02.30 WIB, tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa. Ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilisnya, Senin (6/8/2018) subuh.
“Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman. Aparat gabungan terus mengevakuasi dan penanganan darurat akibat gempa bumi,” sambung dia.



























