Teror Bom, Target Wisata 2018 Diprediksi Beresiko Tak Tercapai

Menteri Pariwisata Arief Yahya

Jakarta, PONTAS.ID – Teror bom yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo Jawa Timur beberapa hari terakhir bisa berdampak pada pengurangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Apalagi, sekitar 12 negara telah mengeluarkan travel advisory terhadap Indonesia. Ke-12 negara itu seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia, Hong Kong, Selandia Baru, Singapura, Kanada, Swiss, Malaysia, Polandia, Irlandia, Prancis, dan Filipina.

“Travel warning ini juga pernah didapat Indonesia dari beberapa negara saat erupsi Gunung Agung, Bali mengurangi kunjungan wisman hingga 1 juta kunjungan dalam setahun. Dan tak menutup kemungkinan pengurangan kunjungan wisman atas kasus teror bom saat ini bisa mencapai angka itu juga,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam rilis yang diterima PONTAS.id, Jakarta, Kamis, (17/5/18).

Jika kunjungan wisman turun, sambung Menpar, target kunjungan wisman sepanjang tahun 2018 sebesar 17 juta, berisiko tidak tercapai. Meski begitu, Arief berharap kondisi yang terjadi saat ini bisa segera teratasi sehingga bisa segera kembali ke kondisi normal.

Apalagi, travel advisory bersifat peringatan ringan karena masih berupa anjuran. “Jadi kalau masih levelnya travel advisory, relatif masih aman. Jadi itu masih dalam mengingatkan, belum melarang,” tambahnya.

Diakuinya, travel advisory adalah kewajiban negara mengingatkan warganya agar berhati-hati, waspada dan belum larangan. Jadi ada tingkatan: travel advisory, travel warning, dan travel banned. Jadi secara umum travel advisory berarti masih aman lantaran belum melarang. Berbeda dengan saat erupsi Gunung Agung, Bali dimana Indonesia mendapatkan travel warning dari beberapa negara.

“Kami harus mengumumkan misalnya di Riau terjadi, kami harus umumkan kepada wisatawan itu kewajiban dari Kementerian Pariwisata di seluruh negara apapun yang terjadi di negaranya untuk melaporkan kondisi yang sebenarnya,” tambah Arief.

Selain itu, Menpar menegaskan hingga kini belum ada informasi pembatalan penerbangan, meski sejumlah negara sudah mengeluarkan travel advice ke Indonesia. “Kami melakukan monitoring terus. Bersyukurnya belum ada pembatalan, terutama di Bali yang jadi barometer,” katanya.

Dilanjutkan, jika dilihat dari statistik, belum mendapatkan informasi adanya pembatalan penerbangan, khususnya di daerah dengan industri pariwisata yang besar di Bali dan Batam. Kedua daerah tersebut disebutnya berkontribusi lebih dari 50% terhadap kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.

Previous articleDKI Klaim Stok Beras untuk Ramadan Capai 41 Ribu Ton
Next articleTransjakarta Sediakan Takjil Gratis di Halte Bus Selama Ramadan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here