Menperin: Jateng Salah Satu Tujuan Utama Para Investor

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan pemaparan mengenai pengembangan industri nasional ketika berdialog dengan mahasiswa di Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah, (6/4/2018).

Jakarta, PONTAS.ID – Kementerian Perindustrian fokus memacu pengembangan industri manufaktur di Jawa Tengah berbasis pada sektor padat karya berorientasi ekspor.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, serta furnitur, yang selama ini telah memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional. hal ini disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai berdialog dengan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Jumat (6/4).

“Sektor-sektor tersebut memiliki kinerja yang cukup baik. Apalagi, adanya Kawasan Industri Kendal, kami terus aktif untuk menarik investasi masuk,” kata Airlangga melalui keterangan tertulis Humas Kemenperin Kepada PONTAS.ID di Jakarta, Senin (9/4/2018).

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, nilai investasi industri manufaktur pada tahun 2015 mencapai Rp10,7 triliun, dan ditargetkan naik 10 kali lipat menjadi Rp104,3 triliun di tahun 2035. Selain itu, penyerapan tenaga kerja juga diprediksi meningkat, dari 3,2 juta orang tahun 2015 menjadi 6,2 juta orang pada 2035.

Guna mewujudkannya, salah satu yang akan berperan penting, yaitu kontribusi dari perusahaan-perusahaan baru yang beroperasi di Kawasan Industri Kendal. Hingga Januari 2018, kawasan terintegrasi yang diresmikan sejak November 2016 itu, telah menarik sebanyak 39 investor yang berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, China dan Jepang.

Menperin juga mengungkapkan, Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi tujuan utama para investor menanamkan modalnya untuk perluasan usaha. “Misalnya saja, saya melihat di Boyolali, tingkat pengangguran di sana itu mendekati nol, karena ekspansi perusahaan-perusahaan yang begitu besar,” ujarnya.

Hal tersebut, memperlihatkan pula bahwa industri TPT nasional pada tahun 2017 mampu tumbuh 3,45 persen, melonjak tajam dibanding tahun sebelumnya yang minus satu persen. Sektor ini berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, diantaranya penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,58 juta orang atau menyumbang 21,2 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.

Selanjutnya, penghasil devisa negara yang signifikan dari nilai ekspor TPT sebesar USD 12,59 miliar atau 10,1 persen dari total ekspor manufaktur tahun 2017. Industri TPT juga menyumbang sekitar 1,07 persen terhadap PDB nasional, dan mencatatkan nilai investasi hingga Rp10,19 triliun pada tahun 2017.

Editor: Idul HM

 

Previous articleHUT TNI AU, KSAU Ingatkan Pesan Soekarno
Next articleMenteri PUPR: Sabo Dam Kali Woro Selesai November 2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here