Alasan Pangeran Arab Bertemu dengan Presiden Mesir

Mohammed bin Salman Pangeran Arab Saudi

Mesir, PONTAS.ID – Pemerintah Arab Saudi menginvestasikan sebesar USD10 miliar atau Rp137 triliun untuk membangun mega-kota sekira 1.000 kilometer persegi di Sinai selatan. Kesepakatan itu terjadi saat Putra Mahkota Mohammed bin Salman bertemu dengan Presiden Abdel Fattah al -Sisi di Kairo, Minggu (4/2/18) waktu setempat. Ini juga merupakan perjalanan publik pertama Pangeran Mohammed ke luar negeri sejak menjadi pewaris tahun lalu.

Mesir dan Arab Saudi memperkuat hubungan sejak Sisi mengambil alih kekuasaan pada 2013 setelah menyingkirkan Persaudaraan Muslim, yang kedua negara telah dilarang dan ditetapkan sebagai organisasi teroris.

Seorang pejabat Saudi mengatakan kepada Reuters bahwa bagian dana investasi bersama Riyadh akan menjadi uang tunai untuk membantu mengembangkan sisi NEOM Mesir, yang diresmikan Oktober lalu sebagai bagian dari rencana untuk menyapih eksportir minyak mentah.

Sehari sebelum kunjungan Pangeran Mohammed, pengadilan tinggi Mesir menolak semua tantangan hukum yang berlaku untuk kesepakatan di pulau-pulau Laut Merah.

Investasi tersebut merupakan bagian dari program reformasi sosial dan ekonomi, yang dikenal sebagai Vision 2030, yang diresmikan dua tahun yang lalu Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Cita-cita tersebut ingin mengurangi ketergantungan kerajaan pada minyak, termasuk meningkatkan pengeluaran rumah tangga untuk budaya dan hiburan. Pada Desember, pemerintah mencabut larangan di bioskop komersial.

“Hari ini, perubahan akan terjadi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan hiburan akan digelar di sini. Insya Allah, Anda akan melihat perubahan nyata pada tahun 2020,” jelasnya dikutip dari BBC, Senin (26/2/18).

Sebuah kota hiburan besar di dekat Riyadh, kira-kira ukuran Las Vegas, sudah direncanakan karena negara tersebut bertujuan untuk meningkatkan sektor pariwisata.

Kunjungan Saudi tersebut dilakukan tiga minggu menjelang pemilihan Presiden Mesir, diama Sisis juga mencalonkan diri. Ia dijamin menang dalam pemungutan suara dimana, para kritikus mengatakan, pihak berwenang telah mengunci lawan atau memaksa mereka untuk menghentikan kampanye pemilihan.

Ketika Mesir mencoba untuk tetap tutup pada kerusuhan internal apapun, ia telah berpihak tegas kepada Arab Saudi mengenai isu-isu kebijakan luar negeri utama termasuk wajah-muka antara kerajaan Sunni dan musuh Syi`ahnya Iran.

Mesir dengan penuh semangat bergabung dengan Arab Saudi dan sekutu Teluk lainnya pada bulan Juni lalu dalam sebuah boikot perdagangan dan diplomatik Qatar, yang pemerintah dan medianya menuduh mendukung Ikhwanul Muslimin, ratusan di antaranya anggota Kairo telah dipenjara dan dijatuhi hukuman mati. Doha membantah tuduhan tersebut.

Pangeran Saudi akan berangkat ke Inggris pada tanggal 7 Maret menyusul kunjungan tiga hari ke Kairo dan kemudian ke Amerika Serikat, sekutu terdekat Riyadh, di kemudian bulan.

Previous articleDavide Astori Tewas Saat Tidur di Hotel
Next articleDPR Sedih Presiden Belum Mau Teken UU MD3

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here