Jakarta, PONTAS.ID – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebutkan, reformasi dan runtuhnya Orde Baru merupakan tonggak awal dari hidupnya nyawa demokrasi yang susungguhnya di Indonesia.
“Runtuhnya Orde Baru adalah suatu patok bagi kita untuk menilai kualitas demokrasi kita selanjutnya,” kata Fahri berbicara dalam diskusi bertema ‘Jawa Adalah Kunci: Berebut Kekuasaan di Tanah Jawa’ di Kawasan Cikini, Kamis (11/1/2018).
Menurut penilaian politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, pasca 20 tahun reformasi ini demokrasi Indonesia kian bertumbuh.
Lantas Fahri menyebutkan tiga hal penting yang sudah terbangun sehingga Indonesia mendapat predikat negara demokrasi terbesar di dunia.
“Tiga sisi dari sistem demokrasi yang kita bangun ada konstitusi, institusi dan kultur dari demokrasi itu sendiri. Jadi ibaratkan rumah, maka demokrasi kita sudah lengkap semua,” jelasnya.
Sayangnya untuk kultur, lanjut Fahri, budaya demokrasi yang dicerminkan oleh partai politik masih belum baik, utamanya dalam pelaksanaan kontes politik.
“Misalkan dalam pilkada apakah kualitas parpol kita sudah meningkat, karena politik ini kan penuh hal yang tidak terduga dan drama. Kita harus membuat proses politik yang terbuka dan terencana agar misteri dalam politik dikurangi. Inilah cara kita mengurangi cikal bakal korupsi dalam politik,” tandas Fahri.