New York, PONTAS.ID – Minyak sebuah kebutuhan manusia banyak, saat ini harga minyak menguat hingga dekati level tertinggi dalam tiga tahun. Lonjakan harga minyak tersebut didorong data pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan pasokan dan produksi turun.
Berdasarkan laporan the Energy Information Administration menyebutkan kalau pasokan minyak AS turun 4,9 juta barel pada pekan lalu. Angka ini lebih besar dari perkiraan 3,9 juta barel minyak.
Pasar pun menguat seiring data penurunan produksi minyak pada pekan lalu. Analis mengatakan, hasil pasokan dan produksi minyak yang tertekan itu lantaran cuaca ekstrem yang dingin di AS.
“Pasokan minyak rendah dikombinasikan dengan produksi minyak menguat menjadi kabar negatif untuk harga. Akan tetapi, pelaku pasar dapat memanfaatkan penurunan produksi tajam untuk membeli,” ujar Carsten Fritsch, Analis Commerzbank AG seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (11/1/2018).
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di kisaran US$ 63,57 per barel atau naik 61 sen. Kenaikan harga minyak setara satu persen tersebut juga mendorong harga minyak ke posisi tertinggi sejak Desember 2014. Harga minyak sentuh level tertinggi sejak 9 Desember 2014 di kisaran US$ 63,67.
Harga minyak Brent berada di level US$ 69,20 per barel atau naik 38 sen. Harga minyak tertinggi di kisaran US$ 69,37 per barel sejak Mei 2015.