Ramallah, PONTAS.ID – Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengirim delegasi ke China dan Rusia untuk meminta mereka ambil peran lebih besar dalam proses perdamaian dengan Israel.
Abbas mengatakan, Amerika Serikat (AS) tidak bisa lagi menjadi mediator dalam perundingan damai menyusul keputusan kontroversial Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017.
Saleh Raafat, anggota delegasi Palestina yang mengunjungi Rusia menjelaskan, Abbas menugasi delegasi mendesak pemimpin China dan Rusia untuk mendukung perundingan damai.
“Kami sekarang berada di Rusia, dan sebagian dari kami akan pergi ke Beijing untuk menyampaikan pesan yang sama mengenai pentingnya mencari sponsor internasional bagi proses perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujar Raafat yang dilansir AFP, Rabu (20/12/2017).
Abbas menegaskan, oposisinya terhadap peran AS sebagai perantara perundingan Palestina dan Israel, menyatakan siapa pun yang mengizinkan Amerika Serikat kembali sebagai mitra atau mediator dalam proses perdamaian sudah gila.
Perundingan damai antara Israel dan Palestina membeku sejak kolaps pada 2014.
Trump mengatakan, dia ingin memulai kembali mendorong pencapaian “kesepakatan terakhir”, namun keputusannya mengenai pengakuan Yerusalem membuat marah para pemimpin Palestina.