Jakarta, PONTAS.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menginginkan penyediaan tenaga listrik harus mengedepankan prinsip efisien dan berkeadilan.Upaya Pemerintah dan PT PLN (Persero) menekan tarif mulai terlihat. Selama tiga tahun terakhir, Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Total (BPP) selalu mengalami penurunan.
Ignasius Jonan selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), meminta PLN melakukan efisiensi untuk menurunkan BPP Tenaga Listrik sehingga bisa membuat tarif listrik yang ramah bagi masyarakat. “Pemerintah sangat serius sekali supaya harga listrik terjangkau. Perasaan keadilan sosial oleh rakyat Indonesia harus jalan. Saya terapkan selama saya disini. Ini yg menurut saya sangat penting,” kata Ignasisu Jonan selaku Menteri ESDM, Jakarta, Selasa (28/11/17).
Jonan menambahkan, telah menugaskan PLN untuk terus melakukan efisiensi energi. Sehingga jika biaya produksi listrik berubah masih bisa diatasi. Turunnya BPP tersebut juga merupakan hasil dari rasionalisasi bauran energi primer pembangkit. Pemerintah telah menurunkan porsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang pada tahun 2012 sebesar 15 persen menjadi hanya 7 persen pada 2017. Di samping itu porsi batubara dioptimalkan dengan porsi menjadi sekitar 55 persen, disusul gas sebesar 26 persen dan energi terbarukan sekitar 12 persen. Sebagaimana diketahui, energi primer pembangkit listrik mulai yang termahal adalah BBM, mayoritas energi terbarukan, gas, batubara dan air.
“PLN wajib melakukan efisiensi energi, ini sudah komitmen besar dari PLN untuk melakukan efisiensi, sehingga kalau biaya produksi berubah-berubah masih bisa ditangani. Sebenarnya yang fluktuatif itu energi primer, seperti batu bara, minyak, dan gas. Gas sudah kita atur sudah buat regulasi di mana harganya itu bisa dijangkau,” ujarnya.