Jakarta, PONTAS.ID – Ketua MPR, Ahmad Muzani, menghadiri pementasan Wayang Santri sebagai penanda dimulainya publikasi kegiatan MPR. Dalam pementasan wayang tersebut, Muzani mengingatakan pentingnya persatuan menjelang Pilkada 2024.
Muzani turut menyerahkan wayang lakon kepada dalang Ki Haryo Entus Susmono di Lapangan Desa Setu, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal. Wayang Santri dipilih sebagai pengisi acara pagelaran rakyat, karena budaya lokal asli dari tegal.
Kesenian tersebut diciptakan oleh dalang (Alm) Ki Enthus Susmono. Saat ini Wayang Santri makin populer hingga ke mancanegara, dan diteruskan oleh Ki Haryo Entus Susmono, anak dari sang penciptanya Wayang Santri.
Pementasan Wayang Santri di Desa Setu, menyedot pengunjung hingga ribuan orang. Sebagian besar adalah warga Desa Setu. Selebihnya merupakan anggota masyarakat Kecamatan Tarub dan sekitarnya.
Selain penonton, pagelaran rakyat juga menarik minat pedang untuk menggelar dagangannya. Jumlah mereka banyak, terbukti lapak tempat mereka berdagang, mengular mengelilingi lapangan hingga di sepanjang jalan tempat menuju acara.
Saat membuka pagelaran wayang dengan lakon Lupit Tetulung Negeri, Ketua MPR mengingatkan bahwa musim penghujan sudah datang. Hujan membuat orang kesulitan pergi ke pasar. Hujan juga menyebabkan petani terkendala untuk menjemur padi. Tak hanya itu hujan juga menyebabkan masyarakat mengalami hambatan untuk bepergian.
Tetapi, segala kesulitan, itu kata Muzani harus dihadapi dengan penuh tawakal. Apalagi, kesulitan yang datang akibat musim hujan, tidak sesulit ketika pandemi COVID-19. Pada saat pandemi, warga di rumah sudah tidak memiliki bahan makanan apapun, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah makan dari gotong-royong, dan makan dari bantuan pemerintah.
“Alhamdulillah kita bisa lepas dari COVID-19. Ini adalah bukti, bahwa gotong-royong menolong kita semua keluar dari COVID. Masih jelas dalam ingatan, kita saling berbagi telur dan beras agar bisa bertahan. Padahal, saat itu situasi sangat sulit, tiba-tiba tetangga meninggal, teman jauh meninggal, bahkan orang tua kita meninggal, namun kita tidak bisa memandikan dan tidak boleh mengkafankan. Kini semua itu telah berlalu, dengan gotong royong kita saling membahu, sehingga selamat dari COVID-19,” ungkap Muzani.
Pada kesempatan itu Muzani juga mengingatkan bahwa pada 27 November 2024, akan dilaksanakan pilkada serentak. Diharapkan seluruh masyarakat tetap menjaga persaudaraan, kebersamaan, keguyuban dan kegotong-royongan.
Warga diharapkan menghindari mengumbar amarah, dan jauhkan saling caci maki. Muzni mengajak beda rumah tapi memiliki pilihan yang sama patut disyukuri. Namun, satu rumah beda pilihan juga perlu disyukuri. Karena pada akhirnya, baik yang sama maupun beda pilihan, akan kembali duduk bersama dalam pengajian, tetap bertetangga dan akan terus bekerja di kantor yang sama.
“27 November sore hari, bupati yang terpilih adalah bupati kita bersama, gubernur yang terpilih adalah gubernur kita semua. Karena itu hindarkan perpecahan, utamakan persatuan serta kegotong-royongan. COVID-19 membuktikan, kita bisa keluar dari kesusahan, karena kita semua rela bergotong-royong,” imbuh Muzani.
Sebelum turun dari panggung mengakhiri sambutannya, Muzani sempat memborong ratusan dagangan yang dijajakan pemiliknya sembari mengelilingi pengunjung. Kondisi tersebut membuat suasana makin meriah, karena setelah diborong, barang-barang dagangan, itu langsung dibagikan kepada seluruh hadirin yang datang.