Garut, PONTAS.ID – Wakil Ketua MPR, Yandri Susanto mengaku kagum akan keindahan wilayah Garut Selatan banyak menyimpan akan manfaat bagi masyarakatnya.
“Saya datang ke Garut bagian selatan ini pertama kalinya,” ujar Yandri Susanto ketika berada di Pondok Pesantren Peradaban Al Amin, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, 26 November 2022.
Pameungpeuk adalah salah satu kecamatan di Garut. Kecamatan ini memiliki sejarah yang panjang sebab sudah tercatat sebagai wilayah yang penting sejak masa penjajahan Belanda. Rupa bumi dari Paemeungpeuk seperti daerah-daerah Jawa Barat wilayah selatan lainnya yakni berupa pegunungan serta berhadapan dengan Samudera Hindia Belanda.
Kecamatan ini dari Kota Garut berjarak sekitar 86 km sehingga untuk bisa sampai di Pameungpeuk diperlukan waktu sekitar 3 jam hingga 4 jam. Tak hanya itu jalan pegunungan membuat kendaraan bermotor baik roda empat atau dua selain harus naik turun juga belok kanan dan kiri yang sudutnya ada yang sangat ekstrem. Di sisi kanan bisa jurang bisa juga tebing.
Bila malam tiba disarankan tidak berkendara sebab kabut tebal akan menyelimuti pegunungan sehingga menghalangi pandangan.
Kondisi yang demikian membuat penumpang kendaraan roda empat bila belum terbiasa bisa mual, muntah, dan pusing. Tak heran saat tiba di tempat, Yandri bertanya kepada tim penyerta kunjungan kerja, “ada yang pusing nggak?’ Bagi dirinya sendiri, jalan berkelak kelok dan naik turun sudah biasa bahkan ia sambil tersenyum mengatakan, “saya nikmati jalan yang ada.”
Garut bagian selatan memiliki pemandangan alam yang indah dan tanah yang subur. Terbentang ladang-ladang tanaman sayuran. Yandri yang saat itu melakukan kunjungan kerja di sana, menyempatkan menikmati suasana yang ada. Selepas melakukan peresmian Pondok Pesantren Peradaban Al Amien, ia mengunjungi tempat wisata yang disebut dengan Batu Tumpang.
Tempat wisata ini berada di laluan Kota Garut – Kecamapatan Pameungpeuk. Lokasi Batu Tumpang berada di Kecamatan Cikajang. Di sebut Batu Tumpang sebab di pinggir jalan bertengger 3 batu, salah satunya berukuran raksasa dan menjulan ke langit sehingga terlihat dengan jelas. Batu-batu yang ada sangat kokoh berdiri meski kerap digoyang gempa.
Di tempat ini, Yandri menikamati alam yang ada. “Sungguh sangat bagus, indah,” ujarrnya saat melihat pungung-punggung bukit yang ditumbuhi pepohonan hijau dan tanaman sayuran. Ia menunjuk berbagai tanaman sayauran yang ada di sana. Alumni Universitas Bengkulu itu juga melihat dengan seksama terjalnya pegunungan yang bertanah gembur itu.
Potensi alam yang ada diharapkan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar mampu meningkatkan kehidupan masyarakat Garut. Wilayah-wilayah yang berhadapan dengan samudera itu, jalur selatan, didorong bisa terhubung dengan wilayah selatan yang lain. “Bisa terhubung dengan Tanjung Lesung di Banten,” tuturnya.
Dengan terkoneksinya dengan wilayah lain maka akses yang ditempuh akan semakin cepat sehingga roda perputaraan ekonomi semakin berputar.
Penulis: Luki Herdian
Editor: Pahala Simanjuntak