Eks Menteri KKP: Pertumbuhan Ekonomi Tak Boleh Dinikmati Segelintir Orang

Menteri Kelautan dan Perikanan RI tahun 2001-2004, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS

Jakarta, PONTAS.ID – Indonesia memiliki potensi pembangunan yang besar dan lengkap untuk menjadi bangsa yang maju, sejahtera dan berdaulat.

Diantaranya karena negara ini memiliki jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia dan diprediksi pada 2020-2040 akan mempunyai bonus demografi. Indonesia juga kaya akan sumber daya alam.

Hal itu disampaikan Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS., saat menjadi pembicara pada Tasyakuran HUT ke-74 RI di Rumah Akuakultur Terpadu Al-Balad, Depok, belum lama ini

Dalam paparannya, Menteri Kelautan dan Perikanan RI tahun 2001-2004 itu mengangkat tema “Pembangunan Agro-Maritim Berbasis Industri 4.0 dan IMTAQ untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Meningkatkan Daya Saing dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Secara Berkelanjutan”.

Prof. Rokhmin menjelaskan, kondisi sosial ekonomi yang ada di Indonesia memiliki banyak masalah dalam hal pengangguran dan kemiskinan, ketimpangan sosial, disparitas pembangunan antar wilayah, penderita gizi buruk, daya saing dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah dan kerusakan lingkungan.

Menurutnya, mengapa Indonesia belum maju dan sejahtera hingga sekarang disebabkan karena pertumbuhan ekonomi masih rendah di bawah 7 persen per tahun, tenaga kerja kurang berkualitas, kurang inklusif dan unsustainable. Kemudian sektor primer seperti pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pertambangan sebagian besar dikerjakan secara tradisional.

“Sektor sekunder misalnya manufacturing, processing dan packaging itu produktivitasnya juga masih rendah, sementara akses UMKM terhadap lahan usaha permodalan sarana produksi juga minim,” katanya.

Sebagai solusi mengatasi masalah tersebut Indonesia punya Sumber Daya Alam (SDA) dan kekayaan maritim. Mengenai ekonomi maritim, dikatakan Prof. Rokhmin, potensinya besar sekali dengan nilai 1,4 triliun. Artinya hampir satu setengah kali lipat perekonomian Indonesia saat ini.

“Kedua, tenaga kerja yang bisa kita ciptakan kalau kelautan dikelola oleh orang profesional pada bidangnya bisa menyerap 45 juta orang. Artinya 40 persen masalah pengangguran bisa selesai. Belum lagi nilai tambah yang lain,” ucapnya.

Kemudian ketiga, ia melanjutkan, kehadiran revolusi industri 4.0 untuk ekonomi kemaritiman dan kelautan bisa meningkatkan efektivitas, produktifitas, keuntungan dan daya saing. Apalagi di era global sekarang suatu bangsa yang maju adalah yang bisa menghasilkan produk berdaya saing.

“Pertumbuhan ekonomi ini tidak boleh hanya dinikmati oleh segelintir orang, artinya rakyat kecil harus diberi modal, pendidikan, akses pasar, sehingga usaha modern yang menguntungkan bukan hanya dikerjakan oleh orang yang segelintir tapi oleh semua rakyat Indonesia,” ujarnya.

Namun demikian, ia mengingatkan agar pola pembangunan yang dilakukan harus ramah lingkungan yaitu dengan penataan tata ruang yang baik, dan pengendalian pencemaran limbah.

Penulis: Riana
Editor: Hendrik JS

Previous articleLe Pavillon Royal Martabak & Coffee, Bisnis Kafe Kekinian Tanpa Tergantung Koki
Next articleCopot Pejabat Eselon yang Kesandung ‘Bawang Putih’, Kementan: untuk Mitigasi Risiko

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here