79 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang di Papua

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.

Jakarta, PONTAS.ID – Jumlah korban banjir bandang yang menerjang Sentani, Provinsi Papua, terus bertambah. Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban.

Hingga Senin (18/3) pukul 15.00 WIB, banjir bandang yang terjadi dilaporkan menyebabkan 79 orang meninggal dunia dan 43 jiwa belum ditemukan.

“Sebanyak 72 jiwa korban meninggal teridentifikasi di Kabupaten Jayapura, sisanya berada di Kota Jayapura,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (18/3/2019).

Sementara itu, terdapat 4.728 jiwa mengungsi di 6 titik pos penampungan. BNPB juga mencatat 11.725 keluarga terdampak akibat banjir bandang yang dipicu oleh hujan ekstrem tersebut.

Menurut Sutopo, upaya penanganan pemerintah daerah setempat telah dilakukan sejak hari pertama pascabanjir bandang. Pos Komando yang didirikan di Kantor Bupati Jayapura telah melayani korban luka dan terdampak melalui pelayanan medis maupun dapur umum.

Pelayanan medis dilaporkan telah didukung kembali oleh operasional rumah sakit yang telah berfungsi kembali. Antara lain RSUD Yowari, Sentani. Adapun rumah sakit lain seperti RS Dian Harapan, RS Bhayangkara, RS Abepura, dan RS Aryoko difungsikan sebagai rumah sakit rujukan.

Pemerintah daerah setempat bersama dinas terkait, TNI, dan Polri melakukan upaya pemulihan dini seperti pembersihan kayu gelondongan, bebatuan, puing-puing dan material lain dengan alat berat. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura mengerahkan 4 unit ekskavator, 4 wheel loader (traktor dengan roda karet untuk mengangkut material), dan 10 dump truck (truk jungkit) untuk pembersihan ruas Jalan Nasional Jayapura-Sentani-Kemiri sepanjang 70 km yang tertutupi lumpur dan pohon tumbang.

BNPB mencatat banjir bandang menerjang sembilan kelurahan yakni Dobonsolo, Hinekombe, Hobong, Ifale, Ifar Besar, Keheran, Sentani Kota, Sereh, dan Yobhe. Tiga kelurahan yang mengalami kerusakan parah ialah Dobonsolo, Doyo Baru, dan Hinekombe.

“Kerusakan yang ditimbulkan ialah rumah rusak berat 350 unit dan rumah terendam di 211 unit. Sejumlah fasilitas umum juga mengalami rusak berat, yaitu sekolah 8 unit, tempat ibadah 3 unit, drainase 8 unit dan jembatan 3 unit,” kata Sutopo.

Terkait dengan penanganan pascabanjir, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan BNPB segera mengevakuasi korban bencana banjir bandang. Prioritas evakuasi bertujuan untuk menghindari bertambahnya jumlah korban meninggal duni dan luka-luka. Di samping itu Jokowi memerintahkan penghijauan dan penanaman kembali hutan di hulu sungai yang bermuara di Danau Sentani.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo telah melaporkan kepada presiden terkait dampak bencana dan penanganan darurat saat ini. BNPB dan kementerian/lembaga terkait sudah berada di lokasi untuk memberikan pendampingan dan bantuan kepada pemerintah daerah setempat.

Editor: Hartono

Editor: Idul HM

Previous articleBuka Rakornas HKTI, OSO Puji Kinerja Moeldoko
Next articleFBR Siap Kawal Suara di TPS untuk Jokowi-Amin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here