Pemerintah Diminta Terbuka Terkait Masalah Guru Honorer

Ilustrasi unjuk rasa tenaga Honorer Kategori 2 (K2)

Jakarta, PONTAS.ID – Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amalia menyayangkan sikap diam pemerintah terhadap ribuan guru honorer yang menggelar demostrasi di depan Istana Merdeka sejak Rabu (31/10/2018) lalu.

Menurut politikus PKS ini, jika pemerintah mau terbuka dengan rencana dan masalah yang sedang dihadapi berkaitan dengan pengangkatan guru honorer, Ledia yakin tidak perlu adanya masa aksi yang berlarut-larut.

“Sebenarnya pemerintah harus terbuka, bisa menjelaskan road map nya mau bagaimana, itu yang paling penting. Jangan dibiarkan _gak _ diajak ngobrol. Artinya kanmereka merasa tidak puas dengan indikator yang dibuat oleh pemerintah, jika dijelaskan mungkin mereka akan lebih tenang,” terang Ledia, Sabtu (3/11/2018).

Keterbukaan pemerintah dalam menyambut masa aksi yang digelar sejak Rabu (31/10/2018) hingga hari ini, menurut Ledia akan meminimalisir masalah yang berlarut-larut.

“Jelaskan kepada mereka, tahun ini akan melakukan pengankatan berapa, tahun depan berapa, terbuka saja. Jangan biarkan, orang sekian ribu berkumpul berhari-hari tanpa kejelasan,” lanjut Aleg dari Daerah Pemilihan Kota Bandung dan Kota Cimahi ini.

Menurut Ledia, masalah guru honorer ini memang sangat kompleks, selain dari aturan yang tidak kunjung selesai juga pelaksanaan di lapangan yang tidak tertib.

Dalam rangka memerjuangkan aspirasi ini, Ledia mengaku PKS tetap berusaha memperjuangkan masalah kesejahteraan para guru khususnya guru honorer. Salah satunya adalah PKS berhasil mengawal pengesahannya 14000 pengangkatan guru PNS.

“PKS akan terus mengawal masalah guru honorer ini. Kami (PKS-red) dari dulu telah menndorong untuk pengesahan pengangkatan 14000 ribu guru PNS yang harusnya bisa dilaksanakan tahun ini,” tutup Ledia.

Previous articleSandiaga: Ekonomi Sulteng Harus Dibangun Kembali
Next articleDPR: Keberpihakan Jokowi pada Petani Tembakau Terbukti Nyata

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here