Kemenristekdikti Serius Meningkatkan SDM Untuk Masuki Industri 4.0

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kanan) bersama Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir (kanan) memperhatikan ruang laboratorium dan alat praktik di Politeknik Industri Logam Morowali, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu.

Jakarta, PONTAS.ID – Pemerintah melakukan persiapan serius dalam meningkatkan daya saing sumber daya manusia yang masih rendah di era dunia industri yang sudah memasuki era digital atau terkenal sebagai era revolusi industri 4.0.

Jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya berdasarkan data Global Competitiveness Index (CGI) saat ini, posisi Indonesia berada di peringkat ke-36 dari 137 negara lainnya.

Terkait hal ini, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengutarakan dalam upaya peningkatan daya saing ini dilakukan untuk menyambut potensi bonus demografi yang diperkirakan akan hadir pada 2030 nanti. Jika sumber daya manusia dapat dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Masalahnya, kata Nasir, dibutuhkan kerja keras dan sinergitas antara lembaga pemerintahan untuk mewujudkan hal tersebut, yang salah satunya dengan mengubah pola pikir dan cara pandang dalam melayani masyarakat yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.

“Perubahan pola pikir dan cara pandang ini penting untuk perubahan di masa depan di era kemajuan teknologi amat cepat era revolusi industri 4.0 ini. Seandainya bonus demografi tidak dimanfaatkan dengan baik dikhawatirkan malah kontraproduktif menjadi bangsa bagi bangsa kita,” kata Nasir di sela seminar ‘Program Penguatan Kapasitas Pemimpin Indonesia’ di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/7).

Pada kesempatan sama, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Agus Widjojo, menjelaskan, perubahan pola pikir dan cara pandang lembaga pemerintahan dapat dilakukan melalui metode penyadaran kepemimpinan yang hadir sebagai bagian dalam sebuah sistem.

“Jika sudah muncul kesadaran kepemimpinan yang juga terkadang dipicu perubahan teknologi di bidang industri, maka akan timbul implikasi yang signifikan terhadap peradaban manusia,” kata Agus.

Dia melanjutkan, jika pemerintah gagal melakukan perubahan baik terhadap lembaga dan juga masyarakat maka akan mengakibatkan daya saing bangsa semakin rendah. Selain itu, peradaban bangsa Indonesia juga tidak akan berubah yang mengakibatkan masyarakatnya tidak memiliki perilaku yang modern dan beretika.

“Akibat lainnya identifikasi dan analisis terhadap masalah yang kita hadapi juga akan menjadi meleset, sehingga solusinya yang hadir tidak tepat juga. Kita akan terpaku kepada cara lama dalam mencari solusi dari sebuah permasalahan, yaitu sekadar business as usual,” pungkasnya.

Editor: Idul HM

Previous articleSusu Kental Manis Aman Dikonsumsi, Industrinya Berkontribusi Bagi Ekonomi
Next articleCuaca Buruk Yang Melanda Cirebon Memaksa Nelayan Alih Profesi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here