Jakarta, PONTAS.ID – Kementerian Pariwisata akan mengajak resto diaspora untuk mengembangkan wisata kuliner Indonesia di dunia Internasional.
Ketua Tim Percepatan Pengambangan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata, Vita Datau Messakh, menyebut pihaknya saat ini tengah merangkul para pelaku usaha kuliner yang menjajakan masakannya di luar negeri.
Selain untuk mendorong industri kuliner, hal ini juga dilakukan sebagai upaya perlindungan dan pengakuan bagi para ‘pahlawan’ kuliner yang telah memperkenalkan masakan nusantara ke dunia internasional.
“Jadi itu adalah bagian dari apresiasi kami, teman yang sudah berjuang perkenalkan makanan nusantara ke luar, saatnya kami rangkul dan kami akui,” kata Vita di kawasan Park And Ride, Jl. MH. Thamrin, Jakarta, Sabtu (14/4/2018).
Saat ini, sedikitnya ada 10 usaha kuliner di beberapa negara dirangkul Kemenpar.
“Tersebar ya, itu ada di Perancis, Amerika Serikat, ada juga di Belanda, dan Australia. Bahkan dari 10 resto itu sudah ada yang dapat predikat Michellin bintang dua,” kata Vita.
Selama ini, ia mengakui restoran-restoran nusantara yang ada di luar negeri itu kurang mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Indonesia. Alhasil, mereka berjualan hanya sesuai kebutuhan mereka.
“Iya mereka selama ini kebanyakan branding sendiri, struggle gitu sendiri. Dengan kami ajak kerja sama, kan bukan hanya mengenalkan masakan tapi mereka dinaungi, ada perlindungan dari pemerintah Indonesia,” katanya.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengaku akan terus meningkatkan sentra pariwisata berbasis kuliner di dalam negeri.
Sebab, kata dia, pariwisata tak hanya melulu soal destinasi alam, seperti pantai atau gunung, tetapi juga ragam kuliner yang ada di nusantara.
“Ibaratnya, pariwisata tanpa kuliner itu seperti soto tanpa kecap, tidak klop saja rasanya,” ucap dia.