Menguatkan Dakwah Kultural Muhammadiyah Untuk Indonesia Berkemajuan

Jakarta, PONTAS.ID – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid ikut mensyukuri dan mendukung kegiatan Hari Bermuhammadiyah (HBM) III Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dengan semangat besar untuk meningkatkan dan menguatkan sisi dan peran kultural Muhammadiyah. Sisi kultural Muhammadiyah yang sudah menjadi bagian dari tradisi Muhammadiyah terkait dengan masalah pendidikan, dakwah dan sosial sebagaimana telah diajarkan dan ditradisikan oleh pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan.

“Pendidikan, beragama dan berkegiatan sosial yang menghadirkan solusi dan membawa pada kemajuan. K.H. Ahmad Dahlan mengubah dari sekadar mengaji menjadi mengaji yang menghasilkan beragam gerakan yang membawa manfaat, solusi, penguatan kolaborasi sosial, perubahan, dan kemajuan,” kata Hidayat Nur Wahid dalam kegiatan Hari Bermuhammadiyah III Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang berlangsung di Gedung Cendekia Lantai 4, Masjid K.H. M. Yunus Anis, Kampus UMJ, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (15/10/2022).

Hidayat Nur Wahid menyebutkan Bermuhammadiyah artinya menegaskan komitmen keumatan dan kebangsaan sebagaimana yang telah ditradisikan di kalangan Muhammadiyah, yaitu dengan menguatkan dakwah kultural, melanjutkan apa yang dahulu telah dilakukan K.H. Ahmad Dahlan. “Dengan demikian beragama tidak hanya menghadirkan kesalehan pribadi tetapi juga kesalehan sosial, beragama tidak hanya menuntut, tapi menjadi solusi. Beragama menghadirkan maksimalisasi potensi yang ada dan sekaligus menghadirkan ukhuwah dan kolaborasi dengan para warga dari beragam latar sosial, agama, profesi dan kultur yang bisa berbeda,” kata HNW, sapaan Hidayat Nur Wahid.

HNW menambahkan Muhammadiyah juga memberikan pembuktikan bahwa kepedulian pada bangsa dan negara bisa dilakukan baik melalui organisasi massa maupun dengan masuk dalam dunia politik, seperti Pimpinan Muhammadiyah K.H. R.M. Yunus Anis yang menjadi anggota DPR-GR. “KH. R.M. Yunus Anis menerima usulan atau ajakan dari Jenderal Abdul Haris Nasution, untuk menjadi anggota DPR GR agar bisa membela kepentingan umat dalam jangka panjang, ketika umat pada waktu itu disingkirkan dengan dibubarkannya Partai Masyumi,” jelasnya.

K.H. M. Yunus Anis, lanjut HNW, memberikan keteladanan bahwa melalui Muhammadiyah diajarkan untuk selalu bisa membela kepentingan umat, dimana pun dan dengan cara apapun yang dibenarkan secara legal agama, dan legal konstitusi. “Begitulah Muhammadiyah memahami, mengajarkan, mengejawantahkan, memperjuangkan, dan menyebarluaskan dan mengembangkan Islam. Memang begitulah seharusnya karena Islam adalah rahmatan lil alamin,” ujar Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKS ini.

“Semangat menghadirkan Islam yg rahmatan lil alamin seperti itulah yang perlu selalu dikembangluaskan sehingga ketika menyongsong tahun-tahun depan yang penuh dengan tantangan, warga Muhammadiyah sudah mempunyai pegangan yang kokoh dan kuat, agar terus bisa berprestasi, berperanserta, memajukan umat dan bangsa, melalui jaringan dan potensi besar yang dimiliki agar selalu bisa menghadirkan kemashlahatan, kemanfaatan, dan kemajuan bagi umat, bangsa, negara dan kemanusiaan seluas-luasnya,” sambung HNW yang juga staf pengajar di program Doktor Pascasarjana UMJ ini.

Ketika sekarang ada semacam polarisasi di masyarakat, menurut HNW, Muhammadiyah memiliki peran penting untuk menguatkan peran kulturalnya agar dapat mengokohkan ukhuwah Islamiyah, wathoniyah dan basyariyah, agar polarisasi dan pembelahan di antara warga bangsa dapat dikoreksi. “Muhammadiyah dengan potensi kulturalnya sangat bisa berperan menghadirkan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan berkemajuan. Dan itu memerlukan maksimalisasi peran dari Muhammadiyah,” tuturnya.

Karena itu HNW mendukung apa yang dilakukan Muhammadiyah, baik dulu, sekarang, maupun yang akan datang. “Sebab, ini adalah satu pembuktikan bahwa dari dulu umat Islam memang berjasa, termasuk dari Muhammadiyah, mempunyai peran yang luar biasa bagi bangsa dan negara ini. Karenanya kalau kita diingatkan dengan Jas Merah (Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah), maka Jas Merah pula jasa Muhammadiyah, Jas Merah juga nilai-nilai positif yang dilakukan dan disumbangsihkan oleh Muhammadiyah bahkan hingga ke masyarakat internasional, menjadi guidance bagi kehidupan kita berbangsa dan bernegara dan berkemanusiaan, dalam waktu yang jangka panjang. Dan itu makin diperlukan sekarang ini, saat umat, bangsa dan negara menyongsong tahun-tahun politik, saat warga dunia menyaksikan berbagai perkembangan global yang tidak baik-baik saja,” pungkasnya.

Hari Bermuhammadiyah (HBM) III UMJ menyongsong Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dengan tema “Memperkuat dan Memperluas Jamaah Muhammadiyah Melalui Penguatan Dakwah Kultural” dihadiri Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah (Ketua BPH UMJ) Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si, Dekan Fakultas Hukum UMJ Dr. Dwi Putri Cahyawati, SH, MH, Direktur PT Transportasi Jakarta, Mochammad Yana Aditya, SE, Akt, MM, Direktur Bisnis Bank Mega Syariah, Rasmoro Pramono, para guru besar, dosen, dan mahasiswa UMJ. Bersamaan dengan Hari Bermuhammadiyah III UMJ, dilakukan peresman Masjid K.H. Yunus Anis dan penandatanganan MoU antara UMJ dengan PT Transportasi Jakarta.

Penulis: Luki Herdian

Editor: Pahala Simanjuntak

Previous articleRois Syuriyah PCNU Gresik Kiai Mahfufz Berpulang, Ini Kata Gus Jazil
Next articleMPR Ajak Tingkatkan Soliditas Hadapi Ancaman Bangsa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here