Longsor Lagi, Tambang PT BMP Bikin Resah Warga Desa Banjarsari

Tanah Bumbu, PONTAS.ID- Sebuah areal tambang batubara di Desa Banjarsari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel membuat resah masyarakat setempat. Pasalnya tambang ditengah permukiman tersebut longsor dan merusak sejumlah rumah dan mengancam keselamatan warga.
Terpantau Minggu (21/11/2021), kondisi areal pertambangan batubara milik PT BMP ini sudah merubuhkan rumah-rumah warga yang berada dibibir tambang. Selain itu kebun karet warga turut ambrol ke mulut tambang
Tampak lubang besar menganga akibat aktivitasnya. Beruntung saat longsor terjadi tak ada korban jiwa. Namun kondisi ini tetap mengancam keselamatan penghuninya.
Menurut warga yang rumahnya menjadi korban keganasan operasional tambang ditengah permukiman ini mereka sangat ketakutan.
Seperti Sukarni mengaku resah atas kondisi ini. Pasalnya sebagian bangunan rumahnya sudah amblas ke dalam dasar tambang. Namun tidak mendapatkan perhatian pihak manajemen perusahaan.
Dituturkannya, awalnya 3 tahun lalu sesuai perjanjian disepakati tempat tinggal dihargai Rp 830 juta. Kemudian dibayar uang muka sebesar Rp 400 juta dan dijanjikan dilunasi 6 bulan berikutnya.
“Namun hingga saat ini perusahaan ingkar janji,” ucapnya lirih.
Menurutnya, tambang ini milik H Dwijono, Mantan Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Tanah Bumbu, yang kini sudah tersangkut masalah hukum. Sekarang diambil alih adiknya, Bambang.
“Bahkan sampai terjadi longsor dan menelan sebagian rumah kami ke dalam lubang tambang, tak kunjung diganti rugi,” ungkapnya kesal.
Sukarni menyebutkan, longsor yang menelan rumah-rumah warga terjadi 2 bulan lalu. Tapi hingga sekarang seperti tak pernah ditepati.
“Aku nagih ke kantornya dibilang gak ada uang gak ada uang. Kayak itu aja jawabannya,” tandasnya.
Senada tetangganya, Suharti juga merasakan keresahan yang sama atas sikap perusahaan. Rumahnya sudah mengalami kerusakan dampak aktivitas dan terjadinya longsor.
“Tapi tuntutan ganti rugi tak pernah ditanggapi,” tegasnya dengan nada tinggi
Ia bersama keluarga dan warga terdampak ingin segera direlokasi, agar tak merasa takut lagi. Segala upaya sudah dijalaninya. Bahkan sudah dilaporkan ke sejumlah pihak, tak juga membuahkan hasil.
“Harus gimana lagi kami pak. Tolong perhatikan masyarakat terdampak, susah tidur selalu dihantui rasa ketakutan,” tukasnya.
Ia mengaku menawarkan tuntutan ganti rugi sebesar Rp 1,2 M untuk 2 bangunan rumah. Tapi tak pernah dijawab.
“Sampai sudah menemui KTT perusahaan, Pak Rofiq juga tolonglah usahakan,” harapnya.
Ia merasa diperlakukan tidak adil. Sebagian warga ada yang sudah mendapatkan uang muka, sehingga bisa membuat rumah lagi. Sisanya tinggal menagih dan dikasih janji.
“Kalau saya belum ada apa-apa. Kami sementara tidur jadi satu diruang tengah. Takut ada longsor,” sambungnya lagi dengan tatapan kosong.
Sementara masyarakat terdampak lainnya juga menyuarakan rasa keadilan yang sama. Bahkan saking gerahnya, mereka bereaksi dengan menutup aktivitas tambang hingga tuntutan mereka direalisasikan.
Penutupan tambang PT BMP oleh warga korban longsor tak ditampik Kapolsek angsana Iptu Jody Dharma saat dikonfirmasi.
“Pihak perusahaan tak memperpanjang masalah penutupan akses tambang ini karena mereka merasa bersalah,” ucapnya, Sabtu 20/11/2021) malam.
Pihaknya mengakui jika persoalan ganti rugi sejumlah rumah warga terdampak tambang PT BMP masih dalam proses.
“Kami bahkan sudah mencoba memediasi, namun belum ada kesepakatan,” pungkasnya.
Sementara manajemen perusahaan dan instansi terkait belum berhasil dikonfirmasi terkait permasalahan ini.
Penulis: Zainal Hakim
Editor: Yos Casa Nova F
Previous articleKOMJAK Laporkan Jaksa Agung Punya KTP Ganda ke Kemendagri, Ini Kata Komisi III
Next articleTekan Angka Penyebaran Covid-19, Polsek Pegandon Gencar Patroli Malam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here