Peringatan Hari Pahlawan 10, Gus Jazil: Inspirasi, Reaktualisasi, dan Revitalisasi Nilai Kepahlawanan

Jaziul Fawaid
Jaziul Fawaid

Jakarta, PONTAS.ID – Wakil Ketua MPR mengajak kepada seluruh komponen masyarakat dalam Peringatan Hari Pahlawan, 10 November, Tahun 2021, ini dengan mengenang jasa-jasa para mereka.

Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, mengenang para pahlawan merupakan suatu penghargaan atas jasa-jasa mereka yang telah mendarmabaktikan segala aktivitas hidupnya pada bangsa dan negara.

“Tanpa mereka bangsa ini tidak akan merdeka dan menjadi bangsa sebesar ini,” ujarnya, Jakarta, Selasa (9/11/2021).

Mengenang jasa para pahlawan khususnya dalam setiap peringatan 10 November, menurut pria kelahiran Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu jangan hanya sekadar dengan mengikuti acara seremonial, upacara bendera, namun bagaimana nilai-nilai keseharian mereka yang lebih mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dijadikan tauladan dalam keseharian. “Nilai-nilai inilah yang perlu diimplementasikan dalam hidup kita,” paparnya.

Pahlawan menurut alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu merupakan manusia yang luar biasa. Sikap yang demikian diakui tidak bisa dimiliki oleh semua orang. “Mereka sudah bangun sebelum kita terbangun dan belum tidur saat kita sudah tertidur,” ucapnya. “Mereka setiap hari memikirkan bagaimana bangsa ini merdeka dan jaya,” tambahnya.

Sikap-sikap yang demikian menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu perlu dijadikan inspirasi untuk berbuat yang lebih untuk menjaga dan memajukan Indonesia. “Sikap mereka dijadikan inspirasi bagamaina seharusnya kita bertindak,” tegasnya. Menjadikan pahlawan sebagai inspirasi menurutnya sangat tepat sebab nilai-nilai yang dikandung para pahlawan adalah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Nilai-nilai yang demikian menurut Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu perlu diaktualisasikan. “Dihidupkan kembali,” ucapnya. Diakui di tengah masyarakat ada nilai-nilai yang diwariskan para pendahlu bangsa mulai memudar. Bila ini dibiarkan membuat Gus Jazil khawatir akan masa depan bangsa. “Ada sikap yang lebih mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan masyarakat,” ungkapnya. Sikap-sikap demikian hanya akan memunculkan sikap mencari keuntungan sendiri sebanyak-banyaknya meski masyarakat dalam kondisi menderita. “Bila para pahlawan peka terhadap kondisi sosial masyarakat, mereka tidak,” paparnya

Bila perilaku ini tidak terkendali maka yang terjadi adalah hukum rimba, siapa yang kuat akan memakan yang lemah. “Nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, menjadi luntur bahkan hilang,” tuturnya.

Untuk mencegah memudarnya nilai-nilai gotong royong, maka nilai-nilai kepahlawanan menurut Gus Jazil perlu direvitalisasi, “dikuatkan”, tuturnya. Direvitalisasi yang dimaksud adalah bagaimana nilai-nilai itu dijadikan prioritas atau didahulukan. “Bagi politisi, bila hendak membuat kebijakan maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai dan golongan,” paparnya. Langkah demikian disebut sangat penting dan sesuai dengan nilai-nilai yang diwariskan para pahlawan. 

Penulis: Luki Herdian

Editor: Pahala Simanjuntak

Previous articleSertipikat PTSL dari 2019 Tak Selesai, Warga Jakarta Utara Sindir Jokowi
Next articleFORHATI Minta Menristekdikti Tarik Frasa ‘Tanpa Persetujuan Korban’ di Permendikbudristek

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here