Pilbup Banjar, Dua Kandidat Adu Konsep Majukan Kota Serambi Mekkah

Kolase: DR Andin Sofyanoor SH MH, Calon Bupati Banjar Nomor Urut 2 dari jalur perseorangan (kiri), dan H Rusli, Calon Bupati Banjar Nomor Urut 3 (kanan)

Kabupaten Banjar, PONTAS.ID – Calon Bupati Banjar Nomor Urut 3, H Rusli, memastikan sudah memiliki konsep kedepan dalam menjaga dan mempertahankan julukan Kota Serambi Mekkah yang tersemat pada Kabupaten Banjar.

“Kami sudah siapkan konsep tersebut. Ini sudah jadi komitmen saya bersama Guru Fadlan menjaga dan mempertahankan Kabupaten Banjar sebagai Kota Serambi Mekkah,” tegasnya, di Posko Pemenangan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Banjar H Rusli-Muhammad Fadlan Asy’ari, di Jl Menteri Empat, Kecamatan Martapura, Rabu (21/10/2020).

Dikatakan dia, konsep mendasar ke depan akan mensinergikan pemerintahan dengan para Ulama dan Habaib di Kabupaten Banjar.

“Kita akan merangkul para Ulama dan Habaib. Kemudian akan terus duduk bersama para Ulama dan Habaib untuk meminta nasihat dalam sebelum mengambil kebijakan dalam rangka membangun Kabupaten Banjar,” ucap mantan Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan 2019-2020 ini.

Kemudian, akan menjadwalkan pertemuan rutin dengan para Ulama dan Habaib.

“Setiap 3 bulan atau 6 bulan pertemuan diperiode kami agar terus terjalin sinergitas pemerintah dengan para Ulama dan Habaib,” ungkap Calon Bupati Banjar dengan slogan Manuntung (Mandiri, Santun, Gotong Royong) ini.

Lebih lagi, dikatakan dia, bersama Guru Fadlan sepakat akan mewajibkan semua unsur pemerintahan, baik lingkungan sekretariat daerah Pemkab Banjar, Dinas-dinas, hingga kecamatan untuk menggelar kegiatan rutin keagamaan setiap minggu.

“Kegiatan tersebut dengan mengundang Ulama ataupun Habaib. Jadi, selain bermanfaat bagi aparatur pemerintahan mendapatkan siraman rohani agar bisa menjaga moralitas, juga Ulama dan Habaib mendapat income,” terang mantan Ketua DPRD Kabupaten Banjar periode 2009-2014 dan 2014-2019 ini.

Bahkan, beber H Rusli, pemerintahannya nanti akan memperhatikan kesejahteraan guru-guru dari pondok pesantren dan sekolah berlatar belakang agama islam swasta.

“Saat ini itu sudah saya jalankan membantu ekonomi guru-guru sekolah diniyah. Tapi saat ini dari dana pribadi,” sebut Ketua Partai Golkar Kabupaten Banjar ini.

Dijelaskan dia, konsen menjaga dan mempertahankan julukan Kota Serambi Mekkah tidak lepas dari karakter masyarakat Kabupaten Banjar yang religius sejak zaman kerajaan dulu.

“Ulama-ulama besar di Kabupaten Banjar seperti Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari hingga Syeikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul serta Ulama dan Habaib, berperan besar menjadikan masyarakat Kabupaten Banjar menjadi religius. Pelajaran tentang ilmu agama islam berasal dari mereka hingga julukan Kota Serambi Mekkah ini tersemat,” pungkas pria kelahiran asli Kecamatan Beruntung Baru, Kabupaten Banjar ini.

Terpisah, Calon Bupati Banjar nomor urut 2, DR Andin Sofyanoor, SH, MH., mengatakan,  memilki konsep matang untuk mengembalikan marwah Kabupaten Banjar sebagai Kota Serambi Mekkah.

“Ini merupakan cita-cita dari para Ulama dan Guru-guru agama serta masyarakat  di Kabupaten Banjar yang dikomandoi oleh Guru Hasanuddin pimpinan pondok peantren Darussalam Martapura,” kata dia, di Posko Pemenangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Banjar Nomor Urut 2, DR Andin Sofyanoor SH MH – Syarif Bustomi, di Komplek Pusat Pertokoan Sekumpul Martapura, Rabu (21/10/2020).

Dijelaskan dia, maksud dari sebutan Kabupaten Banjar sebagai Kota Serambi Mekkah, yang paling ideal untuk mendefinisikannya adalah mereka yang memiliki keilmuan dan pengetahuan agama islam yang tinggi, yaitu para ulama dan guru-guru agama.

“Saya hanya bisa menggambarkan, bahwa cita-cita besar founding father kita di Kabupaten Banjar dimulai sejak tahun 1935 dan 1936  saat Muktamar ke-2 Nahdatul Ulama (NU) Indonesia digelar di Kota Banjarmasin dan Martapura Kabupaten Banjar,” ingat dia.

Sejak saat itulah, sambung dia, Kota Martapura Kabupaten Banjar ini refresentatif sebagai salah satu daerah yang memiliki khazanah, kekayaan dan literasi tentang bagaimana islam itu lahir di peradaban Kalimantan.

“Hal itu yang membuat semua orang mencita-citakan bahwa Martapura Kabupaten Banjar ini sangat ideal kalau disebut sebagai Kota Serambi Mekkah,” sambung Calon Bupati Banjar periode 2021-2024 dari jalur perseorangan ini.

Lebih lagi, di Kabupaten Banjar memiliki banyak ulama-ulama besar jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Bahkan, salah satu sosok ulama yang paling fenomenal adalah Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan pengarang kitab Sabilal Muhtadin sebagai salah satu rujukan di Indonesia dan Asia.

“Jadi, kalau Kota Martapura Kabupaten Banjar disebut sebagai Kota Serambi Mekkah ini menurut saya menjadi salah satu indikator paling mendasar,” terang dia.

Maksud dari Serambi Mekkah adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari Mekkah Al Mukarrom di Timur Tengah Negara arab Saudi dalam konteks ilmu agama islam. Karena pada zaman itu ada seorang ulama besar dan juga pondok pesantren terbesar di Kabupaten Banjar yaitu Darussalam.

“Kabupaten Banjar banyak melahirkan para alim ulama yang terus berganti dimasing-masing zaman,” sebut mantan Anggota DPRD Kabupaten Banjar 3 periode ini.

Lebih lagi, sosok ulama besar As Syeikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau yang akrab disapa Abah Guru Sekumpul yang diyakini oleh ummat islam seluruh dunia sebagai seorang Waliyullah yang juga lahir di Kabupaten Banjar.

“Sosok Abah Guru Sekumpul juga berperan besar meyakinkan pengakuan dunia kalau Kabupaten Banjar sebagai Kota Serambi Mekkah,” yakin pria kelahiran asli Kabupaten Banjar ini.

Namun, makna lain dari Kota Serambi Mekkah juga dengan menjadi salah satu rujukan bagi beberapa daerah di Indonesia serta Negara di dunia bahwa Kabupaten Banjar merupakan rujukan untuk menimba ilmu pengetahuan agama islam sehingga akan terlihat bentuk julukan itu.

“Kita akan galakkan lagi bagaimana pondok pesantren yang ada di Kabupaten Banjar mempertahankan keilmuannya dalam agama islam.Dan kita juga akan bangun islam itu dinamis, universal dan islam itu rahmatan lil alamin,” tegas pasangan Calon Wakil Bupati Banjar Nomor Urut 2, Syarif Bustomi atau Guru Oton ini.

Kongkritnya, lanjut dia, kita tidak bisa menghindari islam pada konteks modern atau islam pada konteks yang bisa lebih dinamis.

“Islam juga perlu belajar bahasa asing, tidak hanya bahasa arab. Melainkan bahasa yang lain seperti Inggris dan mandarin. Tujuannya untuk memudahkan orang-orang yang berasal dari luar indonesia ingin belajar islam di Kota Serambi Mekkah. Dengan menguasai banyak bahasa membuat pondok-pondok pesantren di Kabupaten Banjar  menjadi pintu terdepan ilmu pengetahuan tentang agama islam,” beber dia.

Langkah kongkrit lainnya, beber Andin lagi, dengan meningkatkan kesejahteraan para Alim Ulama dan guru-guru agama di Kabupaten Banjar.

“Karena mereka merupakan tonggak ilmu agama islam. Kemudian sebagai bentuk moralitas kita terhadap Ulama dan guru-guru agama,” jelas dia.

Bahkan, Andin mencita-citakan, Muktamar Nahdatul Ulama (NU) selanjutnya digelar di Kabupaten Banjar nantinya.

“Itu nantinya akan menjadi symbol mengembalikan Kabupaten Banjar sebagai Kota Serambi Mekkah dan langkah konkrit mewujudkan Banjar Kembali Bersinar,” tutup Calon Bupati Banjar bergelar pendidikan Doktoral ini.

Sementara itu, pasangan calon Bupati dan wakil Bupati nomor urut 1, Saidi Mansyur-Habib Idrus bin Ali Al Habsy hingga berita ini diturunkan tidak ada jawaban kesediaan untuk dilakukan wawancara setelah sebelumnya dikonfirmasi melalui ketua Tim Pemenangan Manis.

Penulis: Mohammad Apriani

Editor: Riana

Previous articleArifin Minta PLN Jaga Kualitas dan Tarif Listrik Lewat Efisiensi BPP
Next articleEmas Antam Lebih Mahal Rp 4 Ribu per Gram

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here