PGN SAKA Kebut Rampungkan Proyek Lapangan Sidayu

Jakarta, PONTAS.ID – PT Saka Energi Indonesia (PGN SAKA) sebagai Anak Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) di bidang hulu minyak dan gas bumi, terus berkomitmen dalam mengembangkan proyek Lapangan Sidayu yang berlokasi sekitar 7 km dari lapangan utama Pangkah PSC di Ujung Pangkah, Jawa Timur.

Sesuai dengan persetujuan Plan of Development (POD), pengembangan Lapangan Sidayu terdiri dari pembangunan dua wellhead platforms, yaitu Well-Head Platform C (WHP C) dan Well-Head Platform D (WHP D), production pipeline dan gas lift pipeline.

Pjs Direktur Utama PGN SAKA, Susmono Soetrisno, mengungkapkan, kedua platform Sidayu ini didesain sendiri oleh Tim PGN SAKA, mulai dari struktur, detail platform, rekayasa, termasuk fasilitas di dalamnya.

Desain tersebut telah disesuaikan dengan kondisi dan kapasitas produksi di Lapangan Sidayu, sehingga desain itu dinilai paling optimum dan tepat dengan kondisi di lapangan.

“Komitmen efisiensi Capex dan Opex serta mempercayakan proyek migas itu ke sumber daya manusia domestik terbaik perusahaan merupakan bentuk nyata dalam mencari peluang dan menghadapi tantangan di era pandemi,” ungkap Susmono, dalam keterangan resminya, Kamis (24/9/2020).

Hingga kini perkembangan pekerjaan fabrikasi pembangunan dua platform itu sudah mencapai 78 persen, dengan rencana sail away keduanya pada November 2020, diikuti dengan instalasi platform yang ditargetkan selesai pada Desember 2020. Selanjutnya, akan dilakukan pengeboran 3 sumur, yaitu 2 sumur re-entry dan 1 sumur pengembangan baru.

Pengembangan proyek ini juga sebagai bentuk kontribusi PGN SAKA dalam memenuhi pasokan energi untuk Indonesia di tengah pandemi Covid-19 dan tantangan harga minyak dunia. Semangat untuk berkontribusi ini melecut PGN SAKA melakukan percepatan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek dari 17 bulan menjadi 12 bulan, dengan target first oil Lapangan Sidayu adalah pertengahan tahun 2021.

Susmono mengungkapkan, percepatan rencana penyelesaian proyek dilakukan dengan penyederhanaan terhadap desain kedua platform tanpa mengurangi standar funsional dan kualitas. Dua platform ini juga cukup identik, sehingga dapat mempercepat dalam proses order material, equipment, fabrikasi dan sebagainya.

Proses review dan pekerjaan di lapangan juga dioptimalisasi agar bisa lebih cepat. PGN SAKA telah berkoordinasi dengan kontraktor dan EPC Contractor di lapangan. Sumber daya manusia internal PGN SAKA berkolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mempercepat proses kontruksi secara intensif agar prosesnya sesuai dengan komitmen dan target waktu yang telah ditetapkan. Adapun, proses percepatan di lapangan, mulai dari review teknis, detail engineering, hingga proses fabrikasi.

Fabrikasi pembangunan platform atau anjungan lepas pantai ini dilaksanakan di Cilegon. Setelah fabrikasi platform selesai, proses selanjutnya adalah memindahkannya ke kapal tongkang (load out) dan diangkut menuju Lapangan Sidayu.

Susmono menjelaskan bahwa salah satu hal paling kritikal dalam proses instalasi adalah heavy lift saat pemasangan jacket platform dengan berat lebih dari 200 ton dan pemasangan topside platform dengan berat lebih dari 500 ton, yang memerlukan kapal pengangkat atau crane ship. Dengan segala tantangannya, PGN SAKA berkomitmen proses heavy lift akan selesai Desember 2020.

Lapangan Sidayu diharapkan mampu menyumbang tambahan produksi minyak sekitar 7.000 BOPD dan 3,9 MMSCFD gas di Pangkah PSC. Rencananya, produksi dari Lapangan Sidayu tersebut akan terhubung dengan fasilitas produksi melalui pipa bawah laut.

“Proyek Lapangan Sidayu ditujukan untuk menunjang ketahahan energi domestik, khususnya di area Jawa Timur. Seperti yang diketahui, PGN SAKA memiliki kewajiban untuk menyuplai gas ke PJB Jawa Timur dalam volume optimum yang dihasilkan oleh beberapa lapangan di Blok Pangkah,” tambah Direktur Utama PGN, Suko Hartono.

“PGN sebagai Sub Holding Gas dari PT Pertamina (Persero) akan terus menjadi bagian dari solusi nyata bagi bangsa untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah melalui eksplorasi migas dan pemanfaatan produk migas bagi kebutuhan daerah setempat, akan bermuara pada peningkatan perekonomian nasional sebagai tujuan akhir dari pengembangan kekayaan alam Indonesia,” tegas Suko.

Saat ini, PGN SAKA mengelola 10 Wilayah Kerja di Indonesia dan 1 blok Shale Gas di Amerika Serikat. Di Indonesia, PGN SAKA telah  mengelola 6 Wilayah Kerja sebagai operator dengan kepemilikan 100 persen hak partisipasi, seperti  di Pangkah, South Sesulu, Wokam II, Pekawai, West Yamdena dan Muriah.

Penulis: Riana

Editor: Luki Herdian

Previous articleKata Menteri ESDM soal Tantangan Penambahan Pembangkit EBT
Next articleCakada Pelanggar Protokol Kesehatan Harus Siap Terima Sanksi dari PKPU

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here