Ancaman Krisis Pangan, Pengamat: Petani Hanya jadi Tumbal

Petani Tebu, (Foto: Ist).

Jakarta, PONTAS.ID – Kementerian Pertanian Mengakui telah menyiapkan beberapa strategi guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan yang terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia. Adapun peringatan atas potensi krisis pangan ini telah disampaikan oleh Organisasi Pangan Dunia atau FAO.

Salah satu langkah yang akan dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam memitigasi krisis pangan  adalah Pemeberian KUR disektor pertanian yang pada tahun ini sudah menyerap Rp 25 Triliun, dan ditambah sektor padat karya sudah menyerap Rp 646 Miliar. Namun diakui Kementan salah satu penomena yang terjadi tahun ini adalah pergeseran musim yang berakibat menurunya produksi.

” Peyerapan  KUR dan padat karya ini  mampu mentriggered pertubuhan ekonomi kedepan. Cadangan pangan kita hingga akhir tahun ini masih aman, numun kita tetap waspada untuk menghadapi kekeringan, sesuai pridiksi BMKG, untuk itu kita melakauakn mitigasi untuk mengawal hal tersebut, ” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian, Kementan, Musyafa dalam diskusi secara virtual, yang dilaksanakan Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka), Rabu (19/8/2020)

Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan lahan rawa di Kalimantan Tengah seluas 164.598 hektare. Rinciannya, 85.456 hektare untuk intensifikasi lahan rawa dan 79.142 hektare ekstensifikasi lahan untuk antisipasi kekeringan.

Prof. Dr. Ir. Maksum Mahfoedz, M.Sc. (Wakil Ketua PBNU dan Guru Besar UGM, dalam paparanya mengatakan bahwa bicara Pangan Bukan hanya pertanianya saja, melainkan juga petaninya. selama ini petani hanya dijadikan sebagai on farm, yakni sebagai penegendali penanganan pangan murah, bemper inflasi, kurban UMK-UMP,UMR murah demi industri non pertanian, dan secara umum untuk stabilitasi politik RI.

” Petani harus rela bersabar perpanjang kemiskinannya agar teman-temannya bisa makan. petani ini hanya dipandang sebagi on farm aja, dan tumbal pangan. padahal petani harusnya mesti dipandang sebagai ujung tombak pemabagunan nasional,” ujar Prof Maksum.

Menurut maksum, pemerintah salah urus petani dalam membagun pertaniannya saat ini karena hanya ditugaskan untuk mengendalikan pangan murah, tanpa memperhatikan peningkatan taraf hidupnya.

Maksum berharap kepada Pemerintah, dalam membagun pertanian jangan melupakan petani. ” Apapun programnya petani adalah pelaku utamanya dalam membangun perekonomian nasional, jadi saya berharap pemerintah tetap memperhatikan dan melibatkan para  petani kita tersebut,” Tegas Maksum.

Penulis: Yos casa Nova F

Editor: Idul HM

 

 

 

 

 

Previous articlePertamina Siapkan Satu Juta Tabung LPG Tambahan
Next articleEmas Antam Merosot Rp 28 Ribu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here