Jakarta, PONTAS.ID – Induk Koperasi Unit Desa (KUD) saat ini mengembangkan berbagai program peningkatan produktifitas pertanian dalam meningkatkan taraf hidup para petani pedesaan. Salah satu program itu adalah penggunaan pupuk organik cair biokonversi (PHBC) demi menunjang kegiatan pertanian di Indonesia.
“Kami kembangkan PHBC sebagai media untuk mengembalikan kesuburan tanah, menyediakan sumber hara dan meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit” ujar Portasius Nggedi di Kantornya kepada PONTAS.id, Kamis (02/07/2020).
Menurutnya lebih lanjut, sebelum Pendemi Covid -19 melanda negara ini, pihaknya terus melakukan upaya demi memajukan petani-petani di Indonesia”Kami sudah melakukan Demplot (metode penyuluhan efektif) di sembilan Provinsi dengan hasil yang membanggakan terutama pada tanaman padi,” imbuhnya.
Portasius nggedi menerangkan ada beberapa masalah yang dihadapi petani ditengah pendemi covid-19, yaitu Anjloknya harga produksi petani,baik tanaman pangan, Hortikultura, juga perkebunan.
“Harga pangan dan hortikultura sampai di konsumen cenderung naik,serta pengangguran meningkat akibat PHK sehingga mengurangi daya beli di masyarakat,” ucapnya.
Selama ini pemerintah telah banyak memberikan bantuan hingga Ratusan triliun di sektor Pertanian,yang katanya untuk kesejahteraan petani, namun kurangnya pengawasan yang dilakukan disinyalir menjadi penyebab petani masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Jika kita menggali sepenggal Sejarah Indonesia pada jaman orde baru peran KUDÂ sangat berpengaruh dalam meningkatkan dan membangun Pertanian Nasional sehingga indonesia mampu mencapai swasembada beras.
Namun usai Reformasi tahun 1998 selain menghasilkan perubahan juga melahirkan ironi, khususnya bagi KUD. Sejak diterbitkannya inpres no 18 tahun 1998, KUD tidak lagi menjadi koperasi tunggal ditingkat kecamatan.
“Program pemerintah saat ini, seperti distribusi pupuk, benih dan pengadaan gabah yang awalnya dikelola KUD selanjutnya diserahkan pada mekanisme pasar hingga mengakibatkan 9.400 KUD secara umum di Indonesia mengalami penurunan kinerja bahkan tinggal papan nama” Kata Portasius
Oleh sebab itu Portasius selaku Direktur Utama Induk KUD berharap pemerintah bisa kembali memperkuat kelembagaan koperasi petani melalui regulasi yang berpihak kepada petani-petani anggota KUD di pedesaan.
Ia menambahkan, yang terjadi saat ini banyak pihak-pihak yang memamfaatkan kelengahan pemerintah dalam pengawasan dalam mengontrol pertanian dari hulu sampai hilir. misalnya penyaluran pupuk, bibit, alsintan, bahkan penguasaan lahan, dan harga panen yang ditentukan oleh pihak-pihak menguntungkan dirinya sendiri.
“Untuk membeli produk petani dengan harga yang ditetapkan dan menguntungkan petani kita harus memutus mata rantai jalur distribusi yang saat ini diperankan oleh tengkulak,” pungkasnya.
Penulis: Rahmad Mauliady
Editor: Idul HM