Kemenko Maritim Dorong Aksi Rehabilitasi Mangrove Nasional

Purwokerto, PONTAS.ID – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melalui Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Agung Kuswandono menjadi _keynote speaker_ di hari pertama acara _International Conference on Mangrove And Its Related Ecosystem_ (ICoMIRE) 2019 (22/8/2019).

Deputi Agung, dalam paparannya menjelaskan perhatiannya atas hilangnya lahan mangrove sebesar 1,8 juta hektar, serta upaya apa saja yang sudah dilakukan. “Yang menangani mangrove di Indonesia luar biasa banyak, mestinya 1,8 juta hektar tadi bisa kita selesaikan rehabilitasinya, tapi kejadian itu sampai saat ini belum terjadi. Kalaupun kita menanam mangrove, maka sifatnya masih seremonial, sifatnya masih terkotak-kotak di daerah-daerah tertentu, sedangkan tingkat kerusakannya, menyeluruh dari Sabang sampai merauke.” tegasnya.

Dia menambahkan percepatan rehabilitasi mangrove dilakukan dengan bantuan Lanal TNI AL di Indonesia, serta pemberdayaan masyarakat untuk lahan mangrove yang kritis. Selain itu, diperlukan juga komitmen pemerintah menjadikan mangrove sebagai salah satu isu nasional, artinya anggaran untuk rehabilitasi mangrove tersebut harus diletakkan sebagai prioritas.

Masih dalam paparannya, Agung tawarkan pendekatan baru untuk rehabilitasi mangrove. “Paling awal adalah harus kita petakan daerah-daerah yang akan dijadikan konservasi mangrove. Lalu kita adakan RZWP3K (rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil). Jadi setiap provinsi harus membuat Perda mengenai tata ruang di daerahnya masing-masing, mana yang untuk industri, mana yang untuk mining, pariwisata, ekosistem, atau perbaikan lingkungan, dan seterusnya” tambah Deputi Agung.

Selain itu, dia menjelaskan RZWP3K yang telah jadi sekarang ini baru 22 dari total 34 provinsi. Sisanya masih terkendala beberapa masalah. Contohnya, karena proses pemberian ijin yang masih tumpang tindih, sehingga susah dipetakan. Gerakan rehabilitasi mangrove sudah dicanangkan setahun lalu, dan ditargetkan 5 tahun ke depan, lahan mangrove seluas 1,8 juta hektar yang hilang secara signifikan dapat dikembalikan. Termasuk kerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KLHK dalam membuat buku yang menjadi pedoman untuk memperbaiki mangrove di Indonesia.

“Kita juga mempunyai buku sebaran mangrove yang ada di daerah bahaya Tsunami di Indonesia. Dan salah satu cara menahan Tsunami, meskipun tidak efektif, adalah dengan menanam mangrove” tambah Deputi Agung dalam menjelaskan beberapa manfaat mangrove. ICoMIRE 2019 ini difasilitasi oleh Universitas Jenderal Soedirman yang bekerjasama dengan berbagai K/L termasuk Kemenko Bidang Kemaritiman, dan merupakan forum bagi para ilmuwan, peneliti, kemitraan,praktisi, akademisi dan pemerintah dalam bertukar gagasan mengenai mangrove untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan memanfaatkanya untuk kesejahteraan manusia

Penulis: Hartono

Editor: Idul HM

Previous articleMarak IMB Bermasalah, Pengamat: Di Utara Anies Tak Punya Wibawa
Next articlePemerintah Dorong Inovasi Sektor Pertanian

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here