Jakarta, PONTAS.ID – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mewaspadai pemanfaatan insiden keributan yang menimbulkan korban dua anggota Kodam Jaya beberapa waktu silam untuk memancing provokasi antara TNI dan Polri.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh meminta jajarannya bersikap bijak dalam menyikapi berbagai edaran informasi terkait peristiwa ini.
“Sesungguhnya situasi seperti saat ini, sangat mudah dimanfaatkan pihak lain untuk memprovokasi dan mengadu domba institusi TNI dan Polri,” kata Denny dalam keterangan resminya, Selasa (11/6/2018).
Ia berharap peristiwa pengeroyokan oleh oknum diduga TNI terhadap dua anggota Polri di Cijantung dan peristiwa pengeroyokan oleh oknum anggota Brimob terhadap dua anggota Kodam Jaya tak dikaitkan begitu saja.
Mengutip Kapendam Jaya, Denny mengatakan bahwa pelaku pengeroyokan di Cijantung adalah kelompok orang tidak dikenal atau OTK.
“Kita tidak boleh berasumsi bahwa setiap peristiwa selalu terkait. Oleh karenanya semuanya harus bisa menahan diri untuk tidak berpolemik,” kata Denny.
“Kasihan masyarakat, jika kita disibukkan dengan masalah internal. Kapan kita bisa fokus menata masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.
Ia tak ingin dua peristiwa ini mengalihkan fokus TNI-Polri dalam menciptakan rasa tenang dan aman bagi masyarakat. Denny menegaskan, TNI AD siap memperkuat soliditas TNI-Polri dalam menjaga stabilitas keamanan menjelang momen-momen besar yang dihadapi Indonesia.
“Secara organisasi, TNI AD tetap solid dan senantiasa siap mengemban amanah rakyat Indonesia yang di antaranya bermitra dengan Polri dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat khususnya menyambut Idul Fitri, Pilkada Serentak serta Asian Games 2018 dan rangkaian Pilleg dan Pilpres 2019,” ungkap Denny.
Ia berharap insiden ini menjadi peristiwa terakhir kalinya. TNI AD meminta jajarannya untuk bersikap bijak dan tidak bertindak gegabah yang merugikan diri sendiri dan institusi TNI.
Denny berharap seluruh jajaran TNI-Polri dari tingkat pimpinan hingga pasukan harus berpikir jernih dan obyektif untuk menghindari berbagai risiko berkepanjangan atas insiden ini.
“Peristiwa ini merupakan momentum yang sangat berharga bagi TNI-Polri, kita harus menata sinergitas dan soliditas ini secara terstruktur bukan saja dalam pelaksanaan tugas, tetapi juga dalam berinteraksi di luar tugas,” kata Denny.
TNI AD, kata Denny, memercayakan penanganan kasus pengeroyokan dan penusukan ini kepada Polri. Denny optimistis Polri mampu menuntaskan kasus ini dengan baik.
Ia menegaskan, TNI AD menyerahkan semua permasalahan ini melalui jalur hukum. Denny meminta seluruh jajaran terkait peristiwa ini untuk menahan diri dan tidak memperkeruh suasana.
“Semua pihak harus senantiasa menciptakan suasana yang aman dan damai agar masyarakat juga merasa nyaman dan tenang,” tuturnya.