
Jakarta,PONTAS.ID – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membeberkan strategi swasembada saat menghadiri acara panen bawang putih perdana di Dusun Jambu, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi pada Kamis (22/03).
“Ini adalah panen bawang putih pertama di Banyuwangi. Baru tanam langsung berhasil. Kita jadikan pilot project, selain Magelang dan Temanggung,” kata Amran, dikutip dari siaran pers mentan.go.id, Jumat(23/3/2018).
Menurut Amran, kombinasi dari penyediaan lahan, pengadaan benih, dan penerapan regulasi dapat mendorong terciptanya kondisi yang kondusif guna percepatan produksi bawang putih nasional.
Dalam perhitungan Kementerian Pertanian, setidaknya dibutuhkan 73 ribu hektar lahan untuk mencapai swasembada. Sebanyak 60 ribu hektar untuk bawang konsumsi, dan 13 ribu hektar untuk produksi benih. Kebutuhan lahan yang untuk bawang putih ini sangat kecil, jauh kalau dibandingkan dengan jagung dan padi yang kebutuhan lahannya 21 juta hektar.
“Kita tahu, tahun 2014 lahan bawang putih hanya seribu hektar lebih. Tahun 2018, insyaallah sudah 15 ribu hektar. Naik seribu persen. Tahun depan bisa 45 ribu. Tahun 2021 paling lambat sudah bisa swasembada bawang,” tambahnya.
Khusus untuk percepatan swasembada bawang putih dalam tiga tahun ke depan, Kementan sudah menerbitkan Peraturan Pertanian Nomor 38 tahun 2017. Aturan tersebut, Kementan mewajibkan pelaku usaha untuk menanam dan menghasilkan bawang putih sebanyak 5% dari volume permohonan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).
Hingga Maret 2018, Kementerian Pertanian telah menerbitkan RIPH Bawang Putih untuk 41 importir, dengan volume pengajuan total 456.644 ton. “Sekarang kami wajibkan tanam 5 persen dari dari setiap izin impor bawang putih,” tegas Amran.
Sebagai upaya untuk penyediaan benih bawang putih, Kementan juga telah membuat relaksasi aturan perbenihan, penjajakan dan ujicoba benih impor beberapa negara, dan memacu produksi benih lokal melalui kegiatan APBN dan swadaya. Bantuan alat mesin pertanian juga diupayakan terutama untuk wilayah yang produktif.
Pada kesempatan itu, Mentan juga menagih komitmen pengusaha setempat untuk stop impor di 2019.
Editor: Idul HM